Kilas Balik Kabah Sepi Jamaah Haji dan Umrah Saat Pandemi Covid-19

Sejumlah umat muslim melaksanakan salat dekat Kabah dengan menerapkan social distancing untuk mencegah penyebaran virus corona atau COVID-19 di Masjidil Haram, Mekah, Arab Saudi, 4 Mei 2020. Saudi Press Agency/Handout via REUTERS
Sejumlah umat muslim melaksanakan salat dekat Kabah dengan menerapkan social distancing untuk mencegah penyebaran virus corona atau COVID-19 di Masjidil Haram, Mekah, Arab Saudi, 4 Mei 2020. Saudi Press Agency/Handout via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Pandemi Covid-19 yang pernah melanda dunia dari akhir 2019 hingga 2021 memberikan dampak yang signifikan bagi kehidupan manusia di seluruh dunia. Proses penularan yang dapat menjangkit melalui kontak udara dengan orang yang diduga terjangkit virus tersebut menyebabkan keberlangsungan hidup manusia pada saat itu mendadak lumpuh secara sementara waktu.

Lumpuhnya aktivitas warga dunia disebabkan karena adanya kebijakan lockdown dari berbagai negara, kota yang biasanya sibuk akan aktivitas warganya mendadak menjadi seperti sebuah kota mati tanpa penghuni di dalamnya. Selain penerapan kebijakan lockdown, penerapan kebijakan menjaga jarak dan kewajiban untuk menggunakan masker, hal tersebut mengakibatkan terganggunya aktivitas warga tidak terkecuali haji.

Sebelumnya, dilansir dari laman islamic-relief.org.uk, haji merupakan ziarah suci yang dilakukan oleh seorang muslim setidaknya sekali selama masa hidup mereka jika mampu, hal tersebut membuat haji menjadi rukun islam kelima. Pelaksanaan haji dilakukan dalam waktu yang sama setiap tahunnya, yakni pada bulan Dzulhijjah, yang merupakan salah satu bulan dalam penanggalan kalender Hijriah. Lebih lanjut pelaksanaan ziarah haji dilaksanakan pada tanggal 8 hingga 12 Dzulhijjah.

Selain itu, pelaksanaan haji dilakukan di Mekah dan dilakukan dalam beberapa tahap atau aktivitas. Salah satu aktivitasnya yakni Tawaf atau mengelilingi Kabah sebanyak tujuh kali melawan arah jarum jam.

Namun demikian, akibat pandemi Covid-19 yang melanda dunia dan menemukan puncaknya antara 2020 hingga 2021 membuat pelaksanaan ibadah haji menjadi terganggu. Dilansir dari laman aljazeera.com, sebelum pandemi menyerbu pada 2020 dan 2021, penyelenggaraan ibadah haji dapat dihadiri oleh 2,5 juta umat Islam dari seluruh dunia, tetapi masih dilansir dari laman yang sama, pada 2021 jemaah haji hanya berjumlah 10.000 orang dari seluruh dunia.

Selain itu, jumlah tersebut hanya diperuntukkan bagi warga negara Arab Saudi, dengan kata lain pada saat pandemi, pemerintahan Kerajaan Arab Saudi melarang warga negara asing untuk melakukan haji karena alasan keamanan. Selain pembatasan dalam hal kuota dan siapa saja yang diizinkan untuk melaksanakan ibadah haji, pemerintahan Kerajaan Arab Saudi melalui Kementerian Kesehatan Arab Saudi melakukan perubahan terhadap beberapa tahapan dalam pelaksanaan haji.

Pada 2020, seperti dilansir dari laman english.alarabiya.net, jemaah haji yang telah melalui tes Covid-19 dan terbukti negatif, diharuskan menjalani masa karantina di hotel atau di rumah bagi mereka yang tinggal cukup dekat dengan Mekkah. Selain itu, ketika berada di dalam masjid, jemaah pun diminta untuk menjaga jarak sejauh 2 meter dengan jemaah lainnya dan dipisahkan dalam suatu kelompok yang setiap kelompoknya berisi 20 orang dengan 1 orang pemandu.

Sementara itu pada 2021, setelah pandemi Covid-19 berangsur mereda dan telah ditemukannya vaksin untuk mengatasi virus tersebut, pemerintahan Kerajaan Arab Saudi mulai mengendorkan kebijakannya. Seperti dilansir dari laman npr.org, pemerintah Kerajaan Arab Saudi menambah kuota sebanyak 60.000 jemaah dengan penambahan persyaratan telah divaksin dan berusia minimal 18 dan maksimal 65 tahun.

Selain itu, dilansir dari laman haji.kemenag.go.id, terdapat juga pengamanan pada salah satu situs haji, yakni Hijr Ismail. Situs tersebut dibatasi aksesnya dan dijaga oleh askar atau tentara penjaga untuk mencegah jemaah haji mencium Hajar Aswad. 

Meskipun demikian, pada 2022 pemerintahan Kerajaan Arab Saudi telah membuka kuota haji hingga 1 juta jemaah dan memperbolehkan jemaah dari luar negeri untuk melaksanakan ibadah haji. Selain itu, terdapat foto menarik yang berhasil mengabadikan foto Kabah menjadi tempat yang sepi, hal tersebut terlihat aneh karena selama ini Kabah tidak pernah terlihat sepi.

Pilihan Editor: Suasana Sepi Masjidil Haram Saat Disterilkan

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.