Jemaah An-Nadzir Gowa Tetapkan Hari Raya Idul Fitri pada 21 April

Reporter

Jemaah An-Nadzir melaksanakan salat Idul Fitri di Perkampungan An-Nadzir, Bonto Marannu, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, 14 Juni 2018. Berdasarkan tanda tanda alam serta pasang surut air laut, jemaah An-Nadzir menetapkan 1 Syawal 1439 Hijriah jatuh pada Kamis, 14 Juni 2018. TEMPO/Iqbal Lubis
Jemaah An-Nadzir melaksanakan salat Idul Fitri di Perkampungan An-Nadzir, Bonto Marannu, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, 14 Juni 2018. Berdasarkan tanda tanda alam serta pasang surut air laut, jemaah An-Nadzir menetapkan 1 Syawal 1439 Hijriah jatuh pada Kamis, 14 Juni 2018. TEMPO/Iqbal Lubis

TEMPO.CO, Makassar -  Jemaah An-Nadzir di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan menetapkan 1 Syawal atau Hari Raya Idul Fitri jatuh pada Jumat 21 April 2023. Penetapan tersebut setelah adanya peristiwa gerhana matahari hibrid pada Kamis 20 April 2023, sekitar pukul 12.15 WITA. Peristiwa itu diikuti dengan terjadinya pasang puncak air laut, sebagai salah satu indikator dan parameter pergantian bulan.

“Insya Allah lebaran Jumat,” kata Pimpinan Jemaah An-Nadzir Gowa, Sulawesi Selatan, M. Samiruddin Pademmui, pada Rabu 19 April 2023.

Menurutnya, fenomena alam ini sebuah tanda dan bukti yang nyata jika bulan telah berganti Ijtima Ramadhan ke Syawal 1444 Hijriyah. Dengan adanya gerhana matahari hibrid, sehingga puasa pada Kamis 20 April tidak penuh sampai maghrib. Jemaah An-Nadzir sudah berbuka puasa di siang hari, hal ini dilakukan seperti yang diajarkan oleh guru dan imam KH Syamsuri Abdul Madjid. 

“Demi menjaga hukum yang mengharamkan puasa di 1 Syawal,” ucap dia. “Jemaah An-Nadzir berbuka puasa, selesai pelaksanaan salat sunnah kusuf sekitar pukul 12.30 WITA.”

Samiruddin menjelaskan pada Kamis 20 April, bulan lebih dulu terbit di Timur sekitar pukul 05.46 WITA. Sementara matahari terbit sekitar jam 05.54 WITA (selisih +/- 8 menit). Artinya, ini masih bulan tua ramadan 1444 H, yang perjalanannya sudah tidak sampai ke Barat. 

Jemaah An-Nadzir memiliki metodologi dalam memantau bulan seperti yang diajarkan oleh KH Syamsuri Abdul Madjid. Metodologi ini dipadukan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang cukup akurat dan valid. Hal ini dipastikan setelah diteliti selama lima tahun terakhir oleh jemaah di Pondok An-Nadzir Gowa.

Sebelumnya jemaah An-Nadzir menetapkan 1 ramadan pada Rabu, 22 Maret lalu juga sebagai penanda memulai puasa. Setelah melakukan pemantauan purnama 14,15, dan 16. 

DIDIT HARIYADI

Pilihan Editor: Manfaat Halal Bihalal, Tradisi Asli Indonesia yang Jadi Alasan Mudik Lebaran