Cerita Komunitas Ibu di Yogyakarta Bagikan Santapan Buka dan Sahur untuk Dhuafa Hingga Anak Kos

Relawan ibu rumah tangga di Yogyakarta setiap hari membuat ribuan porsi menu sahur dan berbuka puasa untuk dibagikan secara berkeliling ke sejumlah kelompok yang membutuhkan. Dok. Istimewa
Relawan ibu rumah tangga di Yogyakarta setiap hari membuat ribuan porsi menu sahur dan berbuka puasa untuk dibagikan secara berkeliling ke sejumlah kelompok yang membutuhkan. Dok. Istimewa

TEMPO.CO, Yogyakarta - Puluhan relawan ibu rumah tangga di Yogyakarta setiap hari membuat ribuan porsi menu sahur dan berbuka puasa untuk dibagikan secara berkeliling ke sejumlah kelompok yang membutuhkan.

Sebanyak 84 ibu rumah tangga itu membentuk tujuh dapur komunitas ibu atau mom’s community kitchen menyasar kaum marginal seperti buruh bangunan, pemulung, gelandangan hingga anak kos yang tak mudik untuk diberikan menu sahur dan buka puasa.

"Dari tujuh dapur komunitas itu kami bergerak menyebar, setiap titik dapur punya koordinator yang bertugas membuat menu sahur dan buka lalu membagikan ke empat titik di sekitarnya," kata Retno Susilowati, koordinator gerakan itu, Selasa, 11 April 2023.

Susi, panggilan Retno, mengatakan gerakan itu sudah dimulai sejak awal Ramadan. Rencananya, gerakan membagi-bagikan paket menu sahur dan berbuka itu akan dilakukan hingga 19 April 2023. 

Selama gerakan bagi-bagi paket sahur dan berbuka itu, komunitas ini menargetkan bisa membuat 14.000 porsi makanan untuk dibagikan di 21 titik pendistribusian di Yogyakarta melalui unit mobil pangan (food-van). "Misi kami membuat semua lapisan masyarakat terutama mereka yang tak mampu bisa menikmati masakan rumahan pada bulan ramadan ini," kata Susi yang juga kooordinator organisasi nirlaba Foodbank of Indonesia (FOI) DI Yogyakarta itu.

Dalam bergerak membagikan paket menu berbuka dan sahur itu, Susi mengatakan pihaknya puas karena masyarakat yang disasar antusias menyambut mereka. "Kadang titik pembagian makanan itu mendekati area area proyek yang masih berjalan, dan para tukang bangunan itu antusias dengan paket yang kami bagikan," kata dia.

Susi menuturkan, titik pembagian paket sahur dan berbuka itu disebar secara berbeda setiap harinya agar lebih banyak menjangkau pihak yang membutuhkannya. "Ada yang di Kota Yogyakarta, ada yang ke Kabupaten Sleman, juga Kabupaten Bantul," ujarnya.

Untuk membantu operasional gerakan itu, Susi menuturkan pihaknya melibatkan kalangan swasta. Seperti untuk pembuatan paket makanan mereka menggandeng PT Heinz ABC Indonesia, lalu untuk minuman mereka menggandeng Danone dan waralaba Alfamart.

Brand Manager Beverage Kraft Heinz Indonesia Niken Sekarmelati menuturkan gerakan yang dilakukan komunitas ibu ini diharapkan menjadi gerakan kemanusiaan yang meluas. "Tak hanya di Yogyakarta, tapi juga meluas ke lebih banyak titik di tanah air selama ramadan ini," kata dia.

Adapun pendiri Foodbank of Indonesia (FOI) M. Hendro Utomo mengatakan pihaknya telah bergerak di 27 kota/kabupaten di seluruh Indonesia dalam gerakan pembagian paket sahur dan berbuka ke kelompok marginal ini selama Ramadan. "Kami menggerakan sekitar 2.000 ibu relawan dengan 98 dapur di 27 kota/kabupaten di seluruh Indonesia," kata dia.

Hendro mengatakan sosok ibu jadi subjek utama gerakan ini karena perannya dalam hal pangan sangat penting dalam sebuah keluarga. "Peran ibu mulai dari menentukan jenis makanan yang dikonsumsi hingga mengajarkan nilai-nilai positif kepada anggota keluarga," kata dia.

Pilihan Editor: Seperti di Turki, Maroko Punya Tradisi Ramadan Nafar untuk Bangunkan Sahur

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.