Ketahui Makna Ketupat di Hari Raya Idul Fitri, Simbol Kebersamaan

Reporter

Ilustrasi buka puasa/ketupat. Robertus Pudyanto/Getty Images
Ilustrasi buka puasa/ketupat. Robertus Pudyanto/Getty Images

TEMPO.CO, Jakarta - Menjelang Hari Raya Idul Fitri, semua persiapan sudah mulai dilakukan dari mempersiapkan pakaian hingga membuat kue khas lebaran dan menyiapkan hidangan yang lezat dan ikonik seperti ketupat. Rasanya tidak lengkap jika momen spesial lebaran tidak disertai dengan hidangan ketupat.

Ketupat merupakan salah satu makanan lebaran yang terbuat dari beras asli dan biasanya dibungkus menggunakan janur atau anyaman daun kelapa muda. Ketupat bisa disajikan bersama dengan berbagai lauk seperti rendang, opor ayam, semur tahu dan telur, sayur godog khas lebaran dan masih banyak lagi. Selain itu, ketupat juga dapat ditemukan dalam masakan seperti ketoprak, kupat tahu, dan lain sebagainya.

Melansir dari jatim.nu.or.id, ketupat berasal dari istilah bahasa Jawa yakni "ngaku lepat' yang memiliki arti mengakui kesalahan dan juga memiliki arti laku papat (4 perilaku) yang melambangkan ketupat dari empat sisi yaitu lebaran (pintu maaf), luberan (berlimpah), leburan (saling memaafkan), dan laburan (bersih dari dosa-dosa). 

Lebaran (Pintu Maaf)

Lebaran berarti memiliki makna puasa telah berakhir. Saat puasa mungkin kita belum melakukan amal dan ibadah semaksimal mungkin, maka kita memohon ampunan dari Allah SWT dan berdoa serta berharap dapat menemukan kembali ramadhan berikutnya. 

Luberan (Berlimpah)

Luberan disini dianalogikan sebagai air yang tumpah-tumpah, maksudnya adalah sebagai pengingat kita untuk selalu berbagi kepada fakir miskin serta orang-orang yang tidak beruntung memiliki harta berlebih. 

Leburan (Saling Memaafkan)

Sesuai dengan namanya 'leburan' maka kita harus meleburkan diri dan dosa serta saling bermaafan kepada semua orang. Baik kesalahan yang di sengaja maupun tidak di sengaja. 

Laburan (Bersih dari Dosa-Dosa)

Dan laburan memiliki makna yaitu kapur putih. Di mana maksudnya adalah seluruh hati orang Islam akan kembali bersih dan suci dari dosa-dosa yang telah dilakukan berkat ibadah yang telah dilakukan selama bulan suci ramadhan. 

Ngaku lepat memiliki makna yang secara implementasinya yaitu sungkeman. Sungkeman adalah sebuah tradisi di mana seorang anak yang usianya lebih muda memohon maaf kepada orang tua dengan cara bersimpuh. Artinya, kita diajarkan dan diajak untuk menghormati orang tua, meminta maaf atas semua kesalahan, hingga meminta ridho Allah atas segala tindakan yang dilakukan kita semua. 

Jika ditarik dari sejarahnya, tradisi ketupat ini berasal dari penyebaran agama islam yang dilakukan oleh Sunan Kalijaga dengan membawa nilai-nilai keislaman. Sunan Kalijaga menggunakan trik dengan memperkenalkan Bakda Lebaran dan Bakda Kupat. Bakda Kupat adalah tradisi di mana setelah satu minggu lebaran, masyarakat mengantarkan ketupat kepada orang yang lebih tua. Sedangkan Bakda Lebaran adalah kegiatan bermaaf-maafan pada saat hari H lebaran. Sunan Kalijaga memperkenalkan hal itu sambil menyebarkan agama Islam pada kala itu hingga perlahan-lahan tradisi ketupat semakin berkembang di Indonesia khususnya pada momen Hari Raya Idul Fitri. 

Melansir dari diskominfo.kaltimprov.go.id,  bagian dari isi ketupat yaitu berasnya memiliki arti hawa nafsu. Sedangkan untuk janurnya atau daun kelapa mudanya memiliki makna cahaya sejati. Jika dia hal tersebut digabungkan maka ketupat memiliki arti yaitu manusia yang menahan dari hawa nafsu dengan mengikuti pilihan hati nuraninya. 

Demikian penjelasan mengenai makna ketupat di hari raya idul fitri. Selain bisa diolah menjadi sajian makanan yang enak dan lezat, nyatanya ketupat memiliki filosofi dan kaya akan makna tersirat buat kita semua. 

Dwi Lucy Susetiowati | JATIM.NU | diskominfo.kaltimprov