TEMPO.CO, Jakarta - Penggemar sepak bola di Jalur Gaza, Palestina, berkumpul untuk menonton Liga Populer Ramadan yang diselenggarakan secara khusus. Ini adalah kompetisi sepak bola yang diadakan setiap tahun di kamp pengungsi Rafah yang menampung lebih dari 120 ribu orang di bagian selatan kantong pantai.
“Setiap tahun selama bulan Ramadan kami datang untuk menonton liga ini. Itu memberi kami kegembiraan dan kebahagiaan,” kata Issa Shaloula, salah seorang penonton, kepada Reuters pada Rabu, 5 April 2023.
"Ini lebih baik daripada lapangan lain yang tidak bisa kami datangi atau jauh," kata pria berusia 50 tahun itu di tengah sorak-sorai pendukung tim yang bertanding.
Warga Palestina memiliki liga terpisah di Gaza dan Tepi Barat menyusul keretakan internal dari perang saudara 2007 antara faksi Fatah pimpinan Presiden Palestina Mahmoud Abbas, yang memegang kekuasaan di Tepi Barat yang diduduki Israel, dan faksi islamis Hamas yang menjalankan daerah kantong pantai.
Pemuda Palestina bermain sepak bola selama bulan suci Ramadan, di Rafah di selatan Jalur Gaza, 31 Maret 2023. Kontes sepak bola jalanan menjadi tontonan yang menarik selama Ramadan di kamp pengungsi Gaza. REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa
Mereka memiliki tim nasional yang mengikuti turnamen internasional, tetapi kekurangan stadion modern dan sarana keuangan untuk meningkatkan standar olahraga. Warga Palestina juga mengatakan Israel membatasi pergerakan atlet antara dua wilayah tersebut.
"Sebagai pemain klub, kami datang ke lapangan populer ini untuk menyenangkan orang banyak," kata Ahmed El-Loulahy, yang bermain untuk Klub Khadamat Rafah.
"Tanah ini lebih populer daripada banyak stadion lainnya. Ini adalah taman bermain bagi para pengungsi. Kami bermain di sini saat masih anak-anak," tutur Loulahy menambahkan.
REUTERS
Pilihan editor: Hasil El Clasico Copa del Rey: Kalahkan Barcelona 4-0, Real Madrid Lolos ke Babak Final