Mengenal Masjid Jogokariyan Rutin Berbagi Ribuan Takjil Gratis di Bulan Ramadan

Masjid Jogokariyan Yogyakarta menyediakan ribuan porsi menu buka gratis setiap hari selama Ramadan. TEMPO | Pribadi Wicaksono.
Masjid Jogokariyan Yogyakarta menyediakan ribuan porsi menu buka gratis setiap hari selama Ramadan. TEMPO | Pribadi Wicaksono.

TEMPO.CO, JakartaMasjid Jogokariyan merupakan salah satu masjid yang sangat populer, baik di kalangan warga Jogja maupun para wisatawan. Masjid ini dikenal karena memiliki berbagai festival dan kegiatan pada bulan Ramadan.

Salah satu kegiatan yang selalu hadir selama bulan Ramadan di area masjid ini adalah Kampung Ramadhan Jogokariyan (KRJ).  Acara rutin ini tidak pernah sepi dikunjungi para pengunjung yang ingin mencicipi menu buka puasa gratis dari Masjid Jogokariyan atau hanya sekadar ngabuburit. Kegiatan KRJ ini sudah berlangsung selama 18 tahun yang awalnya belum ada para penjual ketika bulan puasa di kawasan masjid ini. Kini, KRJ sudah dipenuhi para pedagang UMKM yang menjajakan dagangannya.

Merangkum Instagram @masjidjogokariyan, masjid ini juga kerap membagikan makanan gratis selama bulan Ramadan. Jumlah makanan gratis yang dibagikan untuk berbuka puasa pun terus bertambah dari tahun ke tahun. Kini, jumlah makanan gratis mencapai 3.000 piring per hari saat Ramadan. Banyaknya pengunjung yang datang membuat piring-piring makanan tersebut ludes dalam waktu sangat cepat. 

Profil Masjid Jogokariyan

Masjid Jogokariyan dibangun pada 1966 dan mulai digunakan masyarakat setahun kemudian. Masjid ini diresmikan langsung oleh ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah pada 17 Agustus 1967 yang bertepatan dengan Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia (RI).

Nama yang diambil dari Masjid Jogokariyan ini mengikuti nama kampung masjid ini berada, yaitu Jogokariyan. Masjid ini dibangun dari sepetak tanah wakaf yang berukuran 600 meter persegi. Lalu, bangunan masjid ini selalu mengalami pemugaran menjadi lebih luas lagi. 

Saat ini, Masjid Jogokariyan memiliki luas yang mencapai 1.118 meter persegi. Luasnya bangunan masjid ini membuat para pengelolanya juga membangun sebuah ruangan Islamic Center yang terdiri dari 3 lantai. Tak hanya itu, para pengelola juga membangun beberapa ruangan yang terbagi menjadi ruangan pertemuan dan kamar untuk penginapan pada lantai tiga. Masjid Jogokariyan pun memiliki letak strategis yang terletak di ujung persimpangan jalan sehingga mudah dijangkau oleh berbagai jenis kendaraan. 

Menurut jogjaprov.go.id, lebih lengkapnya, lokasi Masjid Jogokariyan terletak di Jalan Jogokaryan Nomor 36, Mantrijeron, Kecamatan Mantrijeron, Kota Yogyakarta. Letak masjid ini juga tidak jauh dari Malioboro, pusat Kota Yogyakarta. Lalu, jika ingin mengunjungi Masjid Jogokariyan dari bandara Yogyakarta International Airport (YIA), Kulon Progo, maka bisa menggunakan kereta bandara dan berhenti di Stasiun Tugu Yogyakarta. Setelah itu, seseorang bisa melanjutkan perjalanan dengan menggunakan becak, ojek, ataupun jemputan online.

Di luar bulan Ramadan, Masjid Jogokariyan masih menyelenggarakan kegiatan berbasis agama Islam lainnya. Salah satu program yang juga membuat masjid menjadi semakin istimewa adalah Program Saldo Infak Nol Rupiah.

Program ini hadir karena saldo infak yang masuk ke Masjid Jogokariyan selalu habis digunakan untuk keperluan masjid dan juga masyarakat sekitar. Nantinya, saldo infak ini akan digunakan untuk kebutuhan masjid beserta acara kegiatan lainnya. Tidak hanya itu, saldo ini juga kerap diberikan untuk orang-orang yang membutuhkan. Selain itu, masjid ini juga sering dijadikan sebagai destinasi wisata religi bagi para wisatawan yang ingin mengetahui asal-usul dan sejarah masjid ini.

Pilihan Editor: Selama Bulan Ramadan, Masjid Jogokariyan Sediakan 3.000 Porsi Takjil Gratis

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.