Arab Saudi Bikin Aturan untuk Ramadan 2023

Reporter

Sejumlah warga Muslim salat magrib berjamaah setelah berbuka puasa bersama di Masjid Al-Rajhi, Riyadh, Arab Saudi, 5 April 2022. Lantaran aturan Covid-19 di Arab Saudi sudah dilonggarkan, masjid diperkenankan buka sepanjang bulan suci ramadan ini. REUTERS/Ahmed Yosr
Sejumlah warga Muslim salat magrib berjamaah setelah berbuka puasa bersama di Masjid Al-Rajhi, Riyadh, Arab Saudi, 5 April 2022. Lantaran aturan Covid-19 di Arab Saudi sudah dilonggarkan, masjid diperkenankan buka sepanjang bulan suci ramadan ini. REUTERS/Ahmed Yosr

TEMPO.CO, Jakarta - Arab Saudi mengumumkan sejumlah aturan dan kegiatan yang dilarang dilakukan semalam Ramadan 2023. Di antara aturan itu adalah mengurangi volume suara toa masjid, yang sekarang menjadi kontroversi.

Dalam sebuah dokumen yang dipublikasi pada Jumat, 11 Maret 2023, oleh Menteri urusan agama Islam, Abdul Latif Al-Sheikh disebutkan ada 10 poin tata-tertib selama bulan suci Ramadan yang harus dipatuhi umat Islam yang tinggal di Kerajaan Arab Saudi.

Aturan yang termaktub dalam 10 poin itu adalah imam dan muazin tidak boleh absen kecuali ada alasan mendesak, solat tarawih tidak boleh diperpanjang dan solat dengan waktu yang cukup agar tidak menyusahkan jamaah.   

Aturan lainnya adalah adanya pengawasan pada jamaah yang melakukan I’tikaf, mengetahui data siapa saja yang beritikaf, pembatasan donasi dan melarang pembuatan film atau menayangkan siaran langsung solat berjamaah di masjid lewat media apapun, yang termasuk tidak boleh memotret imam dan jamaah saat mereka solat.

   

Kementerian urusan Agama Islam Kerajaan Arab Saudi juga melarang masjid-masjid mengumpulkan uang sumbangan untuk mengkoordinasi makanan berbuka puasa. Sebab makanan berbuka akan disiapkan dan digelar di area-area yang sudah ditunjuk, yang umumnya dipekarangan masjid (bukan di dalam masjid) serta harus dilakukan dibawah tanggung jawab imam serta muazin.

Untuk aturan pembatasan volume suara toa masjid sebenarnya aturan ini sama dengan tahun lalu. Namun ada pula aturan kontroversial lainnya, yakni melarang mengeraskan suara saat berdoa dan orang tua tak boleh membawa anak ke masjid untuk solat.

Larangan kontroversial tersebut telah memancing protes dari sejumlah umat muslim diseluruh dunia, sambil menyebutkan aturan-aturan seperti itu adalah sebuah upaya pemerintah Arab Saudi untuk membatasi pengaruh Islam di kehidupan masyarakat seperti yang dulu pernah dilakukan mantan diktator asal Tunisia Zine El Abidine Ben Ali. Arab Saudi saat ini dipimpin oleh Putera Mahkota Mohammed bin Salman.

Sumber: middleeastmonitor.com    

Pilihan Editor: Menuju Ramadan 2023: Pemkab Tangerang Gelar Operasi Pasar di 9 Lokasi, Harga Beras Rp 9.450

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.