Idul Fitri di Afrika Selatan, Berbagi Makanan ke Keluarga Kurang Mampu

Reporter

Ilustrasi salat Ied/Lebaran. SONNY TUMBELAKA/Getty Images
Ilustrasi salat Ied/Lebaran. SONNY TUMBELAKA/Getty Images

TEMPO.CO, Jakarta - Relawan di Cape Town, Afrika Selatan pada Selasa, 3 Mei 2022, menjalani tradisi yang sudah mengakar di negara itu selama 40 tahun. Tradisi tersebut adalah membagi-bagikan makanan kepada keluarga-keluarga yang kurang beruntung agar mereka bisa merayakan Idul Fitri, yakni hari berakhirnya puasa ramadan.

Pada perayaan Idul Fitri kali ini, ada sebuah kebutuhan mendesak di sektor kemanusiaan karena inflasi naik yang dipicu konflik di Ukraina. Inflasi telah membuat harga bahan kebutuhan pokok melambung sehingga mempersulit konsumen yang kesusahan secara ekonomi untuk membeli.

Acara bagi-bagi makanan bagi keluarga kurang mampu biasanya disiapkan setelah salat ashar pada hari pertama Idul Fitri. Namun kali itu, makanan gratis ini dibagikan pada hari kedua lebaran.

Dalam kesempatan itu, disajikan nasi, kentang, dan bermacam-macam olahan daging. Makanan gratis ini diberikan pada lebih dari 90 ribu orang kurang mampu di penjuru Afrika Selatan apapun agamanya.

“Dalam peringatan agama Islam, khususnya saat ramadan, ada kenaikan semangat bersedekah. Anda belum bisa merayakan Idul Fitri, kecuali Anda memenuhi kebutuhan sejumlah fakir miskin di mana pun mereka berada,” kata Sadullah Khan, salah satu pendiri Nakhlistan, yakni sebuah LSM yang dibangun pada 1984.         

Jutaan umat Muslim di seluruh dunia merayakan Idul Fitri, untuk menandai berakhirnya ramadan.      

Di sebuah lapangan rugby yang kosong, ada sejumlah panci ukuran raksasa, yang isi makanan di dalamnya diaduk selama berjam-jam. Makanan itu selanjutnya di ke sejumlah komunitas miskin, bahkan ke penjara.

“Saya sebenarnya tetap merasa bersyukur karena ada banyak orang yang tidak punya makanan dan kemiskinan ini nyata,” kata Tamia Galant, salah satu penerima paket makanan gratis memperingati Idul Fitri.

Menurut indek Household Affordability Afrika Selatan, rata-rata biaya kebutuhan rumah tangga untuk makan saja, naik sampai 8,2 persen atau 344 rand (Rp 300 ribu) year-on-year pada April ini. Mahalnya harga makanan pokok telah membuat makan-makanan bergizi dihilangkan dari menu makan keluarga. Walhasil, ini berdampak ke kesehatan anggota keluarga dan tumbuh-kembang anak menjadi terhambat.

    

  

Sumber: Reuters

Baca juga: Kuliner Lebaran Khas Lombok, Jaje Tujak Jodohnya Tapai Ketan

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.