Mengapa Salat Idul Fitri Dilakukan di Lapangan Terbuka? Ini Alasannya

Reporter

Pelaksanaan Salat Idul Fitri di Masjid Agung Al-Azhar, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis, 13 Mei 2021. TEMPO/Lani Diana
Pelaksanaan Salat Idul Fitri di Masjid Agung Al-Azhar, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis, 13 Mei 2021. TEMPO/Lani Diana

TEMPO.CO, JakartaSalat Idul Fitri biasanya dilakukan di banyak tempat, mulai dari masjid hingga tanah lapang. Hal ini tentu berbeda dengan shalat pada umumnya yang biasanya hanya dilakukan di masjid atau musala saja.

Mengapa Salat Idul Fitri Dapat Dilakukan di Lapangan Terbuka?

Buku Tuntunan Shalat-shalat Tathawwu’ yang disusun oleh Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Wilayah Muhammadiyah D.I Yogyakarta menulis bahwa salat Idul Fitri dan Idul Adha hendaknya dilaksanakan di tanah lapang. Hal ini berdasarkan hadis riwayat Abu Sa’id al Hudriy, yang artinya:

“Bahwa Rasulullah SAW keluar pada hari raya Idul Fitri dan Idul Adha ke al-Mushala (tanah lapang). Hal pertama yang dilakukan adalah salat. Setelah selesai beliau berdiri menghadap para jemaah, sementara mereka duduk bersaf, lalu beliau memberi nasihat, berwasiat dan memerintah mereka. Apabila beliau hendak berhenti, maka berhenti dan bila memerintah sesuatu, maka langsung memerintahkannya, kemudian selesai,” (HR. Bukhari).

Dilansir dari laman islamqa.info, Ibnu Ziyad meriwayatkan dari Malik bahwa beliau berkata: “Yang sesuai sunnah adalah keluar menuju Mushalla id (tempat salat), kecuali bagi penduduk Mekah, bahwa mereka mendirikan salat id di masjid”.

Selain itu, dalam Fatawa Hindiyah, jilid 1/118 diriwayatkan bahwa “Keluar menuju mushalla id adalah sunnah, meskipun masjidnya mampu menampung semua jemaah, pendapat inilah yang pilih oleh kebanyakan para masyayikh, dan inilah yang benar”.

ketentuan salat Idul Fitri di tanah lapang ini berlaku kecuali jika ada halangan seperti hujan. Hal ini berdasarkan hadis riwayat Abu Dawud dan Ibnu Majah disebutkan, suatu kali saat hari raya, datanglah hujan, maka para sahabat beserta Nabi shalat Id di masjid. Dari Abu Hurairah RA, ia berkata: "Sesungguhnya mereka (para sahabat) pada suatu hari raya diguyur hujan, maka Nabi shalat bersama mereka di dalam masjid.'' (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah).

Namun, ada juga yang menyatakan bahwa salat Idul Fitri lebih baik dilakukan di Masjid. Dikisahkan tentang Imam Syafi’i, beliau berkata: “Apabila masjid jami’ mampu menampung semua jama’ah, maka shalat id di masjid lebih utama; karena masjid adalah sebaik-baik dan tempat paling suci di muka bumi, oleh karena itulah penduduk Makkah melaksanakan shalat id di Masjidil Haram”.

Dalam Kitab al Umm, jilid 1/207, Imam Syafi’i berkata bahwa beliau mengira karena Masjidil Haram adalah sebaik-baik tempat di muka bumi sehingga masyarakat Madinah cenderung melaksanakan salat Idul Fitri di Masjidil Haram.

NAUFAL RIDHWAN ALY

Baca: Anies Baswedan Bakal Gelar Salat Idul Fitri di Jakarta International Stadium

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.