Mengenal Asal-Usul Tradisi Mudik

Reporter

Editor

Devy Ernis

Pemudik dengan mengendarai sepeda motor melintas di kawasan jalur Pantura, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Rabu 27 April 2022. Menurut pantauan Satlantas Polres Cirebon, pengendara motor dengan motor berplat nomor luar Cirebon (E) terlihat semakin banyak melintas pada H-5 lebaran 2022. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
Pemudik dengan mengendarai sepeda motor melintas di kawasan jalur Pantura, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Rabu 27 April 2022. Menurut pantauan Satlantas Polres Cirebon, pengendara motor dengan motor berplat nomor luar Cirebon (E) terlihat semakin banyak melintas pada H-5 lebaran 2022. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat

TEMPO.CO, JakartaMudik menjadi istilah yang umum dipakai untuk menggambarkan kegiatan seseorang pulang ke kampung halaman. Tradisi ini dipakai bagi umat muslim yang merayakan momen Idul Fitri di tanah kelahirannya. Tahukah Anda bahwa istilah mudik berasal dari kata udik?.

Diambil dari bahasa Melayu, udik artinya hulu atau ujung. Sebab, pada masyarakat Melayu yang tinggal di hulu sungai pada masa lampau sering bepergian ke hilir sungai menggunakan perahu atau biduk. Setelah selesai urusannya, maka kembali pulang ke hulu pada sore harinya.

“Berasal dari bahasa Melayu, udik. Konteksnya pergi ke muara dan kemudian pulang kampung. Saat orang mulai merantau karena ada pertumbuhan di kota, kata mudik mulai dikenal dan dipertahankan hingga sekarang saat mereka kembali ke kampungnya,” kata Antropolog Universitas Gadjah Mada (UGM) Heddy Shri Ahimsa Putra seperti dikutip di laman resmi UGM pada Rabu, 27 April 2022.

Menurut Heddy, istilah mudik mulai dikenal luas di era tahun 1970-an. Istilah mudik muncul setelah pada masa orde baru melakukan pembangunan pusat pertumbuhan di kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Bandung dan Medan yang menyebabkan orang melakukan urbanisasi pindah ke kota untuk menetap dan mencari pekerjaan. Ia menuturkan hal itu membuat mereka jauh dari kerabatnya di desa.

“Kangen pasti. Menunggu libur yang agak panjang agar bisa kumpul sangat ditunggu. Maka saat Lebaran jadi kesempatan untuk mudik. Berbeda di Amerika dan Eropa, warganya banyak pulang kampung saat perayaan thanksgiving atau perayaan natal. Sementara di kita ya Idul Fitri,” paparnya.

Akan tetapi mudik bagi sebagian orang bukan semata-mata untuk ajang kumpul keluarga. Namun, juga menjadi ajang bagi sebagian orang untuk pamer atas keberhasilan mereka di tanah perantauan.“Motivasi lain karena ingin menunjukkan ia sudah berhasil secara ekonomi,” katanya.

Baca juga:

Beasiswa LPDP Gelombang 2 Segera Dibuka, Cek Program dan Syaratnya

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.