Transit Mudik di Pekalongan? Jangan Lewatkan Sentra Batik Inii

Presiden Jokowi melihat kemeja batik pilihannya saat mengunjungi Pasar Grosir Setono, Kota Pekalongan, Kamis, 22 November 2018. Menurut penjual, pada batik motif Jokowi terdapat motif yang aksennya identik dengan batik yang sering dipakai Jokowi. Foto: Biro Pers Setpres
Presiden Jokowi melihat kemeja batik pilihannya saat mengunjungi Pasar Grosir Setono, Kota Pekalongan, Kamis, 22 November 2018. Menurut penjual, pada batik motif Jokowi terdapat motif yang aksennya identik dengan batik yang sering dipakai Jokowi. Foto: Biro Pers Setpres

TEMPO.CO, Jakarta - Transit di suatu kota saat mudik bisa menjadi pilihan jika perjalanan dirasa terlalu melelahkan. Pekalongan bisa dijaikan kota transit jika Anda mudik melalui Trans Jawa.

Tersohor sebagai kota sentra batik, ada beberapa sentra batik terkenal yang sayang dilewatkan. Inilah sentra batik di Pekalongan yang bisa Anda singgahi: 

Pasar Batik Setono

Mengutip dari tourism.pekalongankota.go.id, pasar batik ini didirikan pada 15 Desember 1941. Pasar Batik Setono dikenal juga dengan nama Pasar Grosir Setono atau Pasar Grosir Batik Setono. Awalnya, Pasar Batik Setono adalah tempat bagi pengusaha kecil dan menengah untuk memasarkan produksi batik di Kota Pekalongan karena sebelumnya produksi batik di kota ini justru banyak dijual di luar kota. 

Kini, terdapat sekitar 600 kios pedagang yang menjual batik dan beberapa souvenir lainnya. Letaknya strategis, berada di Jalan Dr. Sutomo, mudah sekali ditemukan.

Di pasar ini ada ATM bersama untuk memudahkan pengunjung bertransaksi dengan uang tunai. 

Harga batik yang ditawarkan beragam, mulai dari Rp 25 ribu hingga Rp 4 juta, tergantung motif dan bahan batik. Umumnya kemeja batik katun berlengan pendek cap dijual seharga Rp 25 ribu, sedangkan batik tulis berbahan sutera dengan lengan panjang bisa dihargai hingga Rp 4 juta.

Kampung Batik Kauman

Kampung batik ini terletak di Jalan KH Wahid Hasyim Kauman, Gang I/41, Pekalongan. Kampung Batik Kauman telah dikenal sejak lama sebagai pusat pengrajin batik.

Kampung ini juga disinyalir sebagai kampung tertua di Pekalongan karena banyak ditemukan rumah-rumah kuno, serta ada Masjid Jami’ yang berdiri pada 1852. Dugaan ini menguat setelah ditemukan batik di Kampung Kauman dengan motif perpaduan batik Arab dan India yang disebut batik jlamprang dan batik yang dipengaruhi Cina yang disebut batik encim.

Latar belakang inilah yang akhirnya membuat ditetapkannya Kampung Kauman sebagai Kampung Batik Kauman pada 2007. Tak hanya membuat batik, para pengrajin juga membuat beberapa aksesoris, seperti tas, sandal, dompet, dan sebagainya.

Baca juga: Transit Mudik di Pekalongan, Inilah Tiga Kuliner yang Wajib Dicoba

AMELIA RAHIMA SAR