Transit Mudik di Pekalongan, Inilah Tiga Kuliner yang Wajib Dicoba

Sego megono kuliner khas Pekalongan yang terdiri dari nasi, urap nangka mud. Bisa dipadu juga dengan mendoan, baceman, iwak pe, dan lain-lain. (Instagram @humaspemkotpekalongan)
Sego megono kuliner khas Pekalongan yang terdiri dari nasi, urap nangka mud. Bisa dipadu juga dengan mendoan, baceman, iwak pe, dan lain-lain. (Instagram @humaspemkotpekalongan)

TEMPO.CO, Jakarta - Melintasi jalan tol Trans Jawa saat mudik lebaran bisa menjadi kesempatan untuk berwisata di kota transit. Salah satu yang bisa dijelajahi adalah Pekalongan, tak jauh dari Semarang. Kota di pesisir pantai utara Jawa Tengah ini bukan hanya punya batik yang tersohor, tapi juga kulinernya yang unik.

Kuliner Pekalongan sedikit berbeda dengan kuliner Jawa Tengah. Umumnya, makanan Jawa Tengah memiliki cita rasa manis. Sedangkan makanan khas Pekalongan memiliki cita rasa kombinasi pedas, gurih, manis, juga asam. Berikut ini adalah beberapa kuliner khas Pekalongan yang wajib dicoba:

  1. Soto Tauto

Kuliner ini adalah makanan khas Pekalongan yang terkenal. Dilansir dari stptrisakti.ac.id, konon soto tauto ini awalnya adalah makanan orang Tionghoa yang bermukim di Pekalongan. Mereka juga sering menjajakannya dari rumah ke rumah. 

Seiring berjalannya waktu, makin sedikit keturunan Tionghoa yang melanjutkan usaha turun temurun berjualan soto tauto. Akhirnya, usaha ini dilanjutkan oleh pembantu mereka, orang-orang pribumi.

Soto tauto atau yang cukup disebut “tauto” ini dimasak dengan tauco, fermentasi kacang kedelai, khas kuliner Tionghoa. Saat memasak, tauco dijadikan menjadi sambal dan dicampur dengan kuah kaldu sehingga memberikan cita rasa pedas, manis, dan agak asam. 

Daging yang digunakan bervariasi. Bisa daging sapi, kerbau, atau ayam. Bahkan, ada yang menggunakan tahu dan tempe.

Soto tauto dibanderol cukup murah, mulai dari Rp 5 ribu per porsi.
 

  1. Garang Asem

Menu ini sebenarnya juga bisa ditemukan di Yogyakarta, namun cita rasa garang asem di Yogya dan Pekalongan 
sangat berbeda. Jika garang asem Yogya mirip pepes, garang asem khas Pekalongan lebih mirip rawon bening. 

Ini karena warna kuah coklatnya berasal dari kluwak yang juga merupakan bumbu dasar rawon. Bedanya dengan rawon, kluwak dalam garang asem tidak diuleg hingga halus dan membuat warna kuahnya menjadi gelap. Kluwak Garang asem diulek kasar, sehingga warnanya tidak hitam seperti rawon.

Seporsi garang asem Pekalongan bisa didapatkan dengan harga sekitar Rp 20 ribu.

Dilansir dari batiktv.pekalongankota.go.id, garang asem Pekalongan yang terkenal adalah Garang Asem H. Masduki yang terletak di Jalan Sudirman, Kebulen. Saking populernya, penulis Taufiq Emiche sampai menulis buku “Garang Asem H. Masduki: Cita Rasa Kuliner Pekalongan”.

  1. Sego Megono

Sego megono atau nasi megono adalah salah satu kuliner khas Pekalongan yang wajib dicoba. Sego megono biasanya disantap saat sarapan. Sepiring sego megono lengkap dengan lauk biasanya dibanderol sekitar Rp 18 ribu.

Megono adalah taburan nangka dan kelapa dengan lauk sederhana plus nasi putih hangat. Sekilas, kelapa dan nangka muda ini mirip bumbu urap, namun teksturnya lebih kasar dan rasanya tidak pedas.

Lauk populer sego megono adalah tempe kemul, yaitu tempe mendoan berukuran besar yang sedikit lembek. Biasa juga dipadukan dengan lauk baceman tahu, tempe, atau ikan pari.

Sayur tomat pete juga disajikan untuk melengkapi sego megono. Sayur ini terdiri dari tomat hijau dan pete dengan kuah santan yang menghasilkan rasa gurih. 

Baca juga: Pekalongan Siapkan Tempat Istirahat Pemudik Lebaran

AMELIA RAHIMA SARI