Sosok Aa Gym Genap 62 Tahun, Pendakwah dengan Pendekatan Motivasional dari Bandung

KH Abdullah Gymnastiar atau Aa Gym, berceramah di Masjid Al Lathiif, Bandung, Jawa Barat, 1 April 2023. Salah satu program tabligh akbar Ramadan di masjid yang populer dengan anak muda hijrahnya ini dihadiri para jamaah lintas generasi. TEMPO/Prima mulia
KH Abdullah Gymnastiar atau Aa Gym, berceramah di Masjid Al Lathiif, Bandung, Jawa Barat, 1 April 2023. Salah satu program tabligh akbar Ramadan di masjid yang populer dengan anak muda hijrahnya ini dihadiri para jamaah lintas generasi. TEMPO/Prima mulia

TEMPO.CO, Jakarta - Hari ini di tahun 1962, merupakan kelahiran Abdullah Gymnastiar alias Aa Gym. Dia seorang ulama, pendakwah ulung, dan motivator yang telah dikenal secara luas oleh masyarakat Indonesia. 

Profil Aa Gym

Dikutip dari publikasi Konsep Manajemen Qalbu Aa Gym dan Relevansinya dalam Pendidikan Akhlak karya Himatul Aliah, AA Gym lahir pada  29 Januari 1962 di Bandung, Jawa Barat. Ayahnya H. Engkus Kuswara, merupakan seorang tentara berpangkat Letnan Kolonel (Letkol), dan ibunya, Hj. Yeti Rohayati.

Sosok ulama ini dididik dan dibesarkan dalam keluarga yang religius dan disiplin tinggi. Bahkan, dia pernah menjadi Komandan Resimen Mahasiswa (Menwa) Akademik Teknik Jendral Ahmad Yani, Bandung. 

Nama asli Aa Gym adalah Yan Gymnastiar. Pada 1987, ketika naik haji, Imam Masjidil haram menambahkan nama Abdullah. Pada masa mudanya, selain menuntut ilmu dan berorganisasi, Aa Gym juga memiliki kegemaran berdagang dan mempelopori membuat stiker-stiker bersablon.

Aa Gym menyelesaikan program sarjana muda di Unjani meski belum mengikuti ujian Negara, sehingga tak berhak menyandang gelar apapun. Dia kemudian memulai kiprahnya sebagai seorang pendakwah. 

Aa Gym menganggap adiknya Agung Gun Martin, adalah sosok guru spiritual pertamanya. Dia dapat belajar banyak hal dari adiknya yang mengalami lumpuh sejak kecil. Menurutnya, adiknya telah memberikan banyak pelajaran spritual, termasuk tentang membuka hati, menuntut ilmu, kesabaran, hingga tak boleh mengeluh. 

Sebelum menjadi seorang pendakwah, Aa Gym mengakui dirinya mengalami peristiwa-peristiwa aneh saat berusaha mencari jati dirinya. Puncaknya terjadi di tahun 1987, ketika ia berangkat haji bersama ibunya untuk pertama kalinya. Itu menjadi hal yang signifikan bagi perjalanan ruhani.

Dikutip dari publikasi Teknik Komunikasi Persuasif Ustadz Abdullah Gymnastiar dalam Program Acara “Management Qolbu” Di Up Radio 98.5 Fm Semarang karya Ginar Resti Yusandha, Aa Gym mendirikan Pondok Pesantren Daarut Tauhid, sebuah lembaga pendidikan Islam di Bandung yang menjadi pusat dakwah dan pengembangan karakter. 

Daarut Tauhid dirintis dari usaha wiraswasta Aa Gym bersama temantemannya melalui lembaga Keluarga Mahasiswa Islam Wiraswasta (KMIW) pada 1987.

Sejak 1990, dia kemudian diamanahkan oleh jamaahnya sebagai ketua yayasan tersebut. Aa Gym dikenal karena kemampuannya dalam menyampaikan pesan-pesan agama secara sederhana dan mudah dipahami. 

Pemaparannya yang karismatik dan motivasional membuatnya menjadi idola bagi banyak orang, khususnya di kalangan muda. Selain itu, Aa Gym juga terlibat dalam berbagai kegiatan sosial dan kemanusiaan.

Pilihan editor: Pesan Aa Gym Jangan Berlebihan Hadapi Pilpres: Tak Ada Lagi Kecebong-Kampret