4 Makanan Khas Kesultanan Palembang yang Jadi Buruan di Pasar Takjil

Reporter

Kue gandus dan srikaya, kudapan khas Kesultanan Palembang yang disajikan sebagai takjil selama bulan Ramadhan. (ANTARA/M Riezko Bima Elko P/22)
Kue gandus dan srikaya, kudapan khas Kesultanan Palembang yang disajikan sebagai takjil selama bulan Ramadhan. (ANTARA/M Riezko Bima Elko P/22)

TEMPO.CO, Jakarta - Setiap daerah memiliki makanan khas masing-masing yang bisa disajikan sebagai takjil saat Ramadan ini. Tak terkecuali beragam sajian khas dari Kota Palembang, Sumatera Selatan. Bahkan ada kudapan khas era Kesultanan Palembang Darussalam yang nikmat untuk menjadi takjil.

Dosen Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Raden Fatah, Kemas AR Panji menuturkan bahwa setidaknya ada empat jenis kudapan khas Kesultanan Palembang yang dijajakan di pasar takjil, yakni kue gandus, srikaya, dadar jiwo dan gulo puan. Keempat makanan itu pada masa lalu menjadi bagian dari jamuan khusus untuk para tamu di lingkungan Keraton Kesultanan Palembang Darussalam (1659-1823).

"Meski belum ada literasi yang membahasnya terperinci, tapi para tetua dulu menceritakan hal yang demikian, karena dulu adat dan budaya itu satu kesatuan yang tidak terpisahkan," kata Kemas, dosen yang ikut menggali sejarah Palembang itu, Ahad, 17 April 2022.

Menurut para tetua adat, kata Kemas, makanan khas kesultanan tersebut dikenal luas oleh masyarakat di luar Palembang pada masa Sultan Ahmad Najamuddin Prabu Anom tahun 1821-1823 Masehi. Sultan Palembang ke-10 itu beserta keluarga dan alim-ulama melakukan pelarian ke beberapa daerah.

Daerah Ogan termasuk daerah tujuan pelarian Sultan Ahmad Najamuddin Prabu Anom setelah melakukan penyerbuan ke garnisun Belanda di Benteng Kuto Besak sekitar abad ke-19. Pelarian keluarga Sultan itu diduga membuat makanan khas kesultanan menjadi dikenal di luar wilayah Palembang.

Hingga sekarang, kudapan tersebut masih bisa dinikmati oleh masyarakat. Tak hanya saat Ramadan, kudapan tersebut biasa disajikan dalam acara adat, pesta rakyat dan perayaan hari besar keagamaan.

Kue gandus dibuat dari tepung beras, tepung tapioka, garam halus, santan instan, air dan daun pandan dengan taburan berupa ebi sangrai yang dihaluskan, bawang merah goreng, irisan seledri dan irisan cabai. Sedangkan Dadar jiwo lapisan luarnya dibuat dari tepung terigu, telur, air, dan air kunyit dan isiannya dibuat dari pepaya muda, santan, bawang putih, udang cincang, bawang merah, garam, gula dan merica.

Kue Srikaya dibuat dari telur, gula pasir, santan, daun pandan dan daun suji. Sementara gulo puan, bahan bakunya susu kerbau dan gula pasir.

Wali Kota Palembang Fitiranti Agustinda mengatakan bahwa pemerintah kota mendukung pelestarian makanan khas dengan mengikutsertakan para produsen dalam berbagai pelatihan pemasaran. "Di bawah Dinas Pariwisata, Dinas Kebudayaan, pembinaan itu dilakukan, dan diawasi oleh BPOM terkait keamanan bahan baku makanan tersebut dari zat berbahaya sehingga aman dikonsumsi masyarakat," kata dia.

Baca juga: 5 Makanan Tradisional yang Selalu Hadir Saat Ramadan, Ada Kicak dan Barongko

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.