Pameran Kaligrafi Kontemporer Internasional di Masjid Jakarta Islamic Centre

Karya kaligrafi terpampang pada pameran lukisan di Kelurahan Rawamangun, Jakarta Timur, Jumat, 12 November 2021. Jajaran Kelurahan, Lembaga Musyawarah Kelurahan (LMK) setempat menggelar pameran lukisan yang dibuat dari sampah plastik dan kaligrafi dari kulit telur. TEMPO/Daniel Christian D.E
Karya kaligrafi terpampang pada pameran lukisan di Kelurahan Rawamangun, Jakarta Timur, Jumat, 12 November 2021. Jajaran Kelurahan, Lembaga Musyawarah Kelurahan (LMK) setempat menggelar pameran lukisan yang dibuat dari sampah plastik dan kaligrafi dari kulit telur. TEMPO/Daniel Christian D.E

TEMPO.CO, Jakarta - Pusat pengkajian dan pengembangan Islam Jakarta (Jakarta Islamic Centre) menyelenggarakan rangkaian kegiatan The Power of Quran pada bulan Ramadan 1443 H. Kegiatan ini diawali dengan Pameran Kaligrafi Kontemporer Internasional.

Pameran kaligrafi kontemporer internasional di Jakarta Islamic Centre dari tanggal 15-22 April 2022 tersebut dibuka Wali Kota Jakarta Utara Ali Maulana Hakim pada hari ini, pukul 14.00.

"Kegiatan ini diharapkan menjadi momentum untuk menggerakkan perubahan ke arah yang lebih baik bersama Al Quran baik di level nasional maupun internasional," kata Kepala Pusat Pengkajian dan pengembangan Islam Jakarta KH. M. Subki, Jum'at 15 April 2022.

Ada 26 negara peserta pameran kaligrafi tersebut, di antaranya Indonesia, India, Malaysia, Iran, Tunisia, Bangladesh, Mesir, Irak, Aljazair, Libanon, Pakistan, Maroko, Cina, Arab Saudi, UAE, Inggris, Amerika, Suriah, Bahrain, Uzbekistan, Libya, Yaman, Kuwait, Afganistan, Thailand, dan Srilangka.

"Pameran ini diikuti oleh 102 peserta dari 26 negara. Oleh karena itu kita lakukan juga secara offline dan online, jadi acara pameran ini dilakukan secara hybrid ada yang langsung datang ke JIC, ada yang melalui online," ujarnya.

Pengunjung pameran kaligrafi di Jakarta Islamic Centre ini bisa memanjakan mata menyaksikan karya-karya yang syarat akan makna, garis, titik yang berkelindan membentuk kalimat-kalimat agung yang bersumber dari Al Quran dan hadits tersajikan begitu indah. Ide dan gagasan menjadi latar sebuah karya terwujud, tentu saja dapat dimaknai sebagai dialog visual dan spiritual antara makhluk semesta dengan Tuhannya.

ANNISA APRILIYANI