Roti Panggang dan Yoghurt Jadi Hidangan Khas Buka Puasa di China

Reporter

Ilustrasi yoghurt beku (Pixabay.com)
Ilustrasi yoghurt beku (Pixabay.com)

TEMPO.CO, Jakarta -Di China, roti panggang, mie gandum, serta yoghurt menjadi hidangan khas warga minoritas Muslim saat berbuka puasa di bulan Ramadhan. Hal ini diungkapkan Wakil Duta Besar RI untuk China Dino R Kusnadi.

“Kuliner saat berbuka puasa, itu yoghurt, roti panggang, roti canai , mie khusus terbuat dari gandum, ayam berkaldu dan roti itu disobek dan dimasukkan ke dalam kuahnya itu, manis-manisan ada, kurma menjadi makanan pembuka,” kata Wakil Duta Besar RI untuk China Dino R Kusnadi dalam acara “ANTARA Ngobrol Bareng Edisi Ramadhan Mancanegara” secara virtual, Rabu lalu.

Meskipun umat Islam di China berasal dari kelompok etnis minoritas seperti Hui, Uighur, dan lainnya, suasana keislaman sangat kental.

“Nilai-nilai tradisional keIslaman tetap sama, hanya mungkin cuaca dan kultur budaya yang sedikit berbeda dengan yang berada di Indonesia. Tahun yang lalu saya pernah berkunjung ke Xinjiang, memang bukan suasana Lebaran, tapi dari segi religi keIslaman tetap sama, mereka melaksanakan ibadah bersama, namun kulturnya lebih dekat ke Asia tengah,” ujar Dino.

Ia mengatakan umat Muslim yang menjalankan ibadah puasa, shalat, maupun ibadah lainnya di China mendapat dukungan oleh masyarakat sekitar yang menghormati umat Muslim yang menjalankan ibadahnya.“Saya merasakan sekali kenyamanan dan dilindungi sekali,” kata Dino.

Namun, di masa pandemi COVID-19 masjid dan tempat ibadah lainnya ditutup untuk menghindari penyebaran virus corona.

“Melakukan kebijakan toleransi nol , jika ditemukan satu yang positif COVID-19, maka satu kompleks perumahan akan diminta tes, ini yang saat ini dilakukan, sehingga untuk mengurangi penyebaran, kegiatan umum yang memerlukan banyak kontak disarankan ditunda dahulu. Kompleks masjid disarankan untuk tidak dibuka dahulu dan ibadah itu dilakukan secara pribadi di rumah masing-masing,” kata Dino.

Untuk keluarga besar WNI, lanjut dia, KBRI Beijing membuka tempat untuk pelaksanaan ibadah di bulan Ramadhan.

“Untuk keluarga besar WNI kami membuka tempat di KBRI dan dimonitor oleh kelompok masyarakat Islam kita di sini di mana kita punya majelis taklim. Hingga saat ini terus dilakukan ibadah bersama, shalat tarawih maupun buka puasa bersama dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat,” kata Dino.

Ketika ditanya mengenai penyelenggaraan Shalat Idul Fitri di kompleks KBRI di ibu kota China, Beijing, Dino mengatakan bahwa pihaknya masih menunggu saran dari majelis taklim dan belum ada putusan mengenai hal tersebut.

Baca juga: China Batasi Muslim Uyghur yang Boleh Puasa di Bulan Ramadan

SUMBER: ANTARA

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.