Alasan Soto Kudus Berbahan Daging Kerbau

Soto Kudus Kauman. TEMPO/Aditia Noviansyah
Soto Kudus Kauman. TEMPO/Aditia Noviansyah

Berkah Ekonomi dari Makam Sunan Kudus

Daging Kerbau, Bukan Sapi

Repoitory.uinjkt.ac.id, menjelaskan dalam dakwahnya Sunan Kudus menggunakan pendekatan sosiokultural yang mengedepankan budaya dan kehidupan sosial masyarakat dalam dakwahnya. Hal ini dipilih lantaran agama mayoritas yang dianut oleh warga Kudus saat itu adalah Hindu.

Masyarakat Hindu tidak mengkonsumsi daging sapi. Sehingga Sunan Kudus mengganti makanan atau tradisi yang berkaitan dengan sapi diganti kerbau.

Meski setelah masa dakwah Sunan Kudus berakhir dan masyarakat banyak yang menganut agama Islam, tradisi ini tetap dipertahankan. Hingga kini masyarakat Kudus tetap menyembelih kerbau untuk kurban Idul Adha.

Tradisi yang telah lama ini dapat melekat karena masyarakat Islam yang ada di sana tetap memegang erat ajaran Sunan Kudus. Mereka percaya jika hal yang dilakukan dan disampaikan oleh wali Allah tersebut sebagai pegangan hidup dalam menjalankan aktivitas keagamaan maupun tradisi. Sama halnya dengan penyembelihan hewan kurban, meski sebagian kecil beralih dengan menyembelih sapi, mayoritas masyarakat masih tetap menyembelih kerbau.

Selain menjadi tanda bahwa masyarakat tetap menghormati ajaran Sunan Kudus, penyembelihan daging kerbau dan penggunaannya dalam kuliner khas menjadi cara untuk melestarikan peninggalan sejarah non-fisik agar tidak hilang seiring dengan perkembangan zaman.

Lestarinya ciri khas dari makanan khas Kudus menandakan hubungan baik antar pemeluk agama Islam dan Hindu yang dapat berdampak positif bagi kehidupan masyarakat. Selain menandakan bahwa Kudus adalah daerah yang menjunjung tinggi pluralisme, makanan berbahan daging kerbau juga menciptakan ikon kuliner yang dapat menarik minat kunjungan ke Kudus dan dapat menggerakkan perekonomian.

Baca juga: Harga Daging Sapi Tembus Rp 140 Ribu per Kilogram, Ini Penyebabnya

TATA FERLIANA