Beberapa Fakta tentang Laksamana Cheng Ho

Warga mengenakan kostum Laksamana Cheng Ho dalam kirab Peringatan Kedatangan Laksamana Cheng Ho ke-613 di Kelenteng Sam Poo Kong, Gedung Batu, Semarang, Ahad, 12 Agustus 2018. Acara peringatan yang diikuti ribuan orang tersebut sebagai bentuk penghormatan kepada laksamana asal Dinasti Ming. ANTARA/Aditya Pradana Putra
Warga mengenakan kostum Laksamana Cheng Ho dalam kirab Peringatan Kedatangan Laksamana Cheng Ho ke-613 di Kelenteng Sam Poo Kong, Gedung Batu, Semarang, Ahad, 12 Agustus 2018. Acara peringatan yang diikuti ribuan orang tersebut sebagai bentuk penghormatan kepada laksamana asal Dinasti Ming. ANTARA/Aditya Pradana Putra

TEMPO.CO, Jakarta - Laksamana Cheng Ho atau Zheng He yang bernama asli Me Ha sangat dikagumi bukan hanya di Tiongkok tetapi juga di Indonesia. Memimpin pelayaran, di antaranya ke Nusantara, di awal abad ke15 digambarkan sosok hebat melebihi pelayaran yang dipimpin oleh Christopher Columbus.

Namanya abadi sampai kini di banyak masjid di Jawa, Sumatera, hingga Kalimantan. Masjid-masjid dengan arsitektur Tiongkok yang rata-rata didominasi warna merah itu semuanya diberi nama Masjid Cheng Ho.

Berikut fakta-fakta tentang Laksamana Cheng Ho:

  1. Dari Etnis Hui

Cheng Ho lahir pada 1371 di Provinsi Yunan, Cina Selatan. Keluarganya berasal dari etnis Hui yang mayoritas beragama Islam. Kakek dan ayah Cheng Ho pernah menunaikan ibadah haji ke Mekah, jaraknya 5 ribu kilometer dari Cina.

  1. Ma Jadi Cheng

Dalam Bahasa Cina, nama Ma itu turunan dari kata Muhammad. Atas kiprahnya di militer, Kaisar Ming mengganti nama Ma menjadi Cheng, sebagai anugerah dan membuatnya berpangkat tertinggi dalam hierarki keluarga kekaisaran.

Sekitar tahun 1405 hingga 1433, bersama 20 ribu kru armada lautnya, Cheng Ho memimpin serangkaian pelayaran dengan 100 kapal. Pelayarannya sampai juga ke Indonesia.

  1. Diplomat yang Bersahabat

Dalam urusan diplomasi, Laksamana Cheng Ho disebut sosok yang lebih menjalin persahabatan dengan para pemimpin asing, ketimbang mengobarkan perang.

Pegiat Jaringan Gusdurian di Yogyakarta Rifqi Fairuz dalam salah satu diskusi pernah menyampaikan kehadiran ekspedisi Laksamana Cheng Ho ke Nusantara sekitar abad 15 silam turut membawa pengaruh pada corak Islam yang berkembang di Indonesia. Cheng Ho turut menyebarkan Islam di Indonesia dengan damai juga tetap rukun dengan umat beragama lain.

Melansir Modul Sejarah Indonesia (2020) karya Mariana, "Teori Tentang Proses Masuknya Agama dan Kebudayaan Islam ke Indonesia.” Ajaran dan budaya Islam diperkirakan masuk abad ketujuh masehi, tetapi baru berkembang pesat sejak abad ke12.

Beberapa cara penyebaran ajaran Islam di Indonesia yaitu melalui perdagangan, dakwah, kesenian, perkawinan, pendidikan, tasawuf, hingga politik.

  1. Menumpas Perompak di Palembang

Cheng Ho ditugasi memerangi gerombolan perompak keji, Chen Zuyi. Kaisar Ming memerintahkan agar perompak itu ditangkap.

Baca juga: Masjid Cheng Ho Bertebaran, Berikut yang di Sumatera

WINDA OKTAVIA