Mengapa Berat Badan Justru Naik saat Puasa?

Reporter

Editor

Nurhadi

Ilustrasi Buka Puasa. shutterstock.com
Ilustrasi Buka Puasa. shutterstock.com

TEMPO.CO, JakartaUmat Muslim kini sedang menjalankan ibadah puasa Ramadan selama 30 hari berturut-turut. Sebagian orang mungkin berpikir ini dapat menurunkan beran badan mereka. Faktanya, tidak sedikit yang mendapati kebalikannya.

“Saya menemukan itu lebih umum (menambah berat badan), tanpa memandang usia,” kata ahli gizi Nazima Qureshi, dalam laman CBC.

Ini adalah keluhan yang sering ia dengar dari klein Muslimnya. Selain itu, survei Nutrition Journal terhadap 153 keluarga menemukan, 59,5 persen orang mengalami peningkatan berat badan mereka selama bulan suci ini. Lantas, apa yang menyebabkan kenaikan berat badan saat puasa?

Dilansir dari L’Officiel Arabia, penyebab paling umum dari kenaikan berat badan saat puasa Ramadan adalah makan berlebih ketika sahur dan berbuka puasa. Pada hari-hari biasa, orang-orang cenderung mengontrol porsi makan mereka. Tetapi setelah berpuasa seharian, mereka sulit menahan godaan memanjakan diri dengan berbagai makanan. 

Selain itu, makanan tradisional adalah salah satu alasan terbesar di balik kenaikan berat badan saat Ramadan. Terlepas dari budaya manapun, selalu ada beberapa jenis makanan yang digoreng dan banyak karbohidrat berat.

Biasanya, sebuah pesta besar disiapkan untuk berbuka puasa setiap malam. Ini sering kali terdiri dari makanan yang digoreng yang merupakan faktor penting dalam kenaikan berat badan yang tak terduga. Padahal, sepotong gorengan biasanya mengandung 200 hingga 500 kalori.

"Dan sekarang pikirkan tentang melakukan itu selama 30 hari berturut-turut. Jika Anda makan tiga hingga empat gorengan setiap hari, Anda telah makan lebih dari 100  gorengan dalam sebulan,” kata Qureshi.

Selain itu, minum minuman manis seperti jus buah atau soda juga berkontribusi terhadap penambahan berat badan. Orang-orang cenderung mengonsumsi jenis minuman ini ketika berbuka puasa. 

Padahal, mengonsumsi minuman manis sama dengan mengonsumsi kalori dari gula. Qureshi memperkirakan, segelas tinggi minuman manis rata-rata mengandung empat hingga tujuh sendok teh gula.

Selain itu, kebiasaan begadang juga bisa mengarah ke konsumsi kudapan atau camilan. Orang-orang mengonsumsi camilan bukan karena lapar, tapi karena itu ada di sana. Kebiasaan makan camilan ketika larut malam adalah kombinasi buruk yang bisa meningkatkan berat badan saat puasa Ramadan.

AMELIA RAHIMA SARI

Baca juga: 5 Kiat agar Berat Badan Turun saat Berpuasa Ramadan

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.