Berpuasa Ramadan bagi Ibu Menyusui, Bagaimana Hukumnya?

Reporter

Ilustrasi ibu sedang menggendong bayi. (Unsplash/The Honest Company)
Ilustrasi ibu sedang menggendong bayi. (Unsplash/The Honest Company)

TEMPO.CO, JakartaBerpuasa menjadi perkara yang wajib bagi umat muslim di dunia ketika bulan Ramadan. Namun para ibu kerap dihadapkan dengan problematika antara berpuasa atau mencukupi ASI anak. ASI penting dalam tumuh kembang anak sehingga bayi harus mendapat ASI booster yang lengkap.

Ibu menyusui di bulan ramadan, bisa tetap berpuasa selama produksi air susu ibu (ASI) mencukupi kebutuhan bayi. Menyusui meningkatkan kebutuhan nutrisi anda bahkan lebih dari kehamilan. Ibu menyusui harus mengkonsumsi sekitar 450 hingga 500 kalori ekstra per hari yang mungkin sulit dilakukan saat berpuasa.

Dikutip dari Bisnis.com Dokter spesialis anak, Atilla Dewanti mengungkapkan bahwa puasa dapat dilakukan jika anak sudah mulai mengkonsumsi makan pendamping ASI. Jadi anak tidak hanya bergantung pada ASI ibu. “Puasa boleh asal ASI tidak berkurang,” kata Atilla.

Ia juga menyarankan agar para ibu dapat mengatur jadwal yang pas antara menyusui dan memberikan makanan pendamping ASI agar anak tetap nyaman meski ibu sedang berpuasa. Waktu yang baik meyusui bisa dilakukan pagi hari setelah sahur, juga petang setelah ibu berpuasa.

“Saat siang, kasih anak makanan pendamping, buah atau biskuit, setelah buka puasa, beri minum ASI lagi,” ujarnya.

Ia juga mengingatkan tidak semua ibu bisa berpuasa jika dalam keadaan yang tidak memungkinkan, misalnya ASI tidak keluar. “Kalau benar-benar ASI tidak keluar jangan puasa dulu karena ini tergantung dari tiap ibu,” tambahnya.

Bagaimana dengan Gizi ASI saat Ibu Berpuasa?

Bila asupan ibu tercukupi saat buka dan sahur maka manfaat baik dari ASI tidak akan terganggu. Saat ibu menyusui berpuasa tubuhnya akan otomatis beradaptasi meningkatkan metabolis untuk memproduksi ASI.

Menurut World Health Organization (WHO) pemberian ASI eksklusif dilakukan hingga bayi berusia 6 bulan dan melanjutkan pemberian ASI hingga 2 tahun. Maka dari itu ibu yang ingin berpuasa bisa dimulai ketika anak menginjak usia 6 bulan.

Kondisi tiap ibu juga berbeda satu sama lain, maka dari itu penting mengetahui kondisi tubuh terlebih dahulu sebelum menjalankan puasa.

Tips Berpuasa Bagi Ibu Menyusui

Syihabuddin Al-Qulyubi dalam kitab Hasyiyah Al-Qulyubi ala Al-Mahalli mengungkapkan, “perempuan hamil dan menyusui ketika tidak berpuasa karena khawatir pada diri mereka, atau khawatir pada diri mereka dan bayi mereka, maka wajib mengqadha’i (mengganti) puasanya saja, tanpa perlu membayar fidyah, seperti halnya bagi orang yang sakit.

Konsultasi dengan dokter jika ingin berpuasa dalam kondisi masih menyusui, karena tiap ibu kondidinya berbeda. Itu mengapa penting mengetahui terlebih dahulu keadaan ibu sebelum memutuskan untuk berpuasa.

Tetap terhidrasi. Dehidrasi adalah risiko bagi calon ibu dan ibu menyusui. Minumlah cairan ekstra sebelum berpuasa dan pastikan asupan air adalm tubuh tercukupi. Hindari aktivitas berat, karena ada kemungkinan energi anda ketika berpuasa lebih sedikit, jadi hindari aktivitas atau olah raga yang berat.

Dengarkan tubuh anda. Beristirahatlah saat anda merasa lesu atau lelah. Jika anda mulai merasa lelah anda harus membatalkan puasa dan segera makan.

Atur porsi makan ibu menyusui. Karena ibu yang sedang menyusui saat berpuasa diharuskan untuk makan sahur dan berbuka puasa dengan nutrisi yang mencukupi. Pilihan makanan yang dianjurkan untuk ibu menyusui seperti brokoli, bayam, kacang merah, dan telur.

YOLANDA AGNE

Baca: Ahli Gizi Bagikan Tips Berpuasa bagi Ibu Menyusui

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.