Kisah Kiswah Kain Hitam Kaligrafi Emas Selubung Kabah

Reporter

Petugas menyulam kain Kiswah, di Mekah, Arab Saudi, 15 Juli 2021. REUTERS/Ahmed Yosri
Petugas menyulam kain Kiswah, di Mekah, Arab Saudi, 15 Juli 2021. REUTERS/Ahmed Yosri

TEMPO.CO, Jakarta - Beberapa waktu lalu Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyerahkan kiswah dengan sebuah replika kunci Ka’bah kepada pihak Masjid Istiqlal. Pemberian tersebut diterima langsung oleh Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar.

Kiswah merupakan kain penutup Kabah berwarna hitam dengan tulisan huruf Arab yang dijahit benang sutera berwarna emas. Kata kiswah dalam bahasa Arab berarti selubung atau kain yang menutupi peti. Sedangkan penyebutan bahasa Ibraninya adalah kisiu, artinya sama. Pada zaman dulu kiswah bukan kain berwarna hitam, warna kain penutup sempat berubah beberapa kali di masa lalu.

Kiswah pertama kali digunakan ketika Raja Tubba dari Yaman pada abad keempat menginstruksikan para pemimpin suku Jurhum untuk menjaga kebersihannya dan membuat pintu serta kunci untuknya, menurut sejarawan abad kesembilan Muhammad ibn ‘Abd Allah al-Azraqi. Sejak itu kiswah menjadi fitur ka’bah yang paling dikenal.

Kain selubung Kabah ini memiliki luas 658 meter persegi dan terbuat dari sutera seberat 670 kilogram. Jahitannya terdiri dari benang emas sebrat 15 kilogram. Jahitan ayat-ayat Alquran dilakukan secara manual, namun sebagian menggunakan komputer. Adapun tulisan yang tersemat pada kiswah adalah ayat-ayat suci Alquran.

Kiswah yang berada antara rukun Syami dan rukun Iraqi Hijir Ismail atau Hathim, tertulis surat Al-Baqarah ayat 197 sampai 199. Sedangkan bagian kiswah yang berada antara sisi rukun Iraqi dan rukun Yamani yakni sisi belakangn pintu Kabah tertulis surah Al-Hajj 26 sampai ayat 28. Terakhir untuk kiswah yang berada antara sisi rukun ayamani dan Rukun Hajar aswad yakni sisi Multazam tertulis surah Ali Imran ayat 95 sampai 97

Pada zaman Abbasiyah, kiswah terdiri dari dua lapis. Lapis pertama kain berwarna putih dan kain kedua berwarna merah. Kesultanan Seljuk Turki lalu menggantinya dengan brokat kuning. Khalifah Abbasiya Al-Nassir mengubah warna kiswah menjadi hijau, kemudian brokat hitam. Pemerintah kerajaan Arab Saudi kemudian memepertahankan warna hitam karena tahan lama dan tidak mudah kotor jika disentuh jamaah.

Kain kiswah ini oleh pejabat Arab Saudi diganti setiap akan memperingati hari arafah dan awal Idhul Adha. Proses penggantian ini dilakukan setiap tahun pada hari kedua haji di bawah pengawasan presiden masjidil haram.

YOLANDA AGNE

Baca: Kiswah Selubuh Kabah Biaya Pembuatan Sampai Rp 60 Miliar

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.