TEMPO.CO, Jakarta - Seorang warga Dubai, Uni Emirat Arab, Liberty Gelderloos, berjanji berpuasa ramadan sebulan penuh untuk menghormati teman-teman muslimnya. Keputusan itu diambil setelah hidup 13 tahun di Dubai dan menyaksikan teman-temannya berpantang makan dan minum dari fajar hingga senja sepanjang bulan suci.
Gelderloos berasal dari Amerika Serikat. Dia, yang non-muslim sangat tertantang ingin menjalankan puasa.
“Saya tinggal di Iran selama sembilan tahun sebelum pindah ke Dubai dan selalu penasaran untuk mencoba puasa, tetapi saya tidak pernah benar-benar berkomitmen untuk itu,” kata Gelderloos seperti dilansir dari The National, Rabu, 6 April 2022.
Gelderloos mengikuti saum di hari pertama Ramadan bersama salah satu temannya di Abu Dhabi pada akhir pekan lalu. Menurut dia, pengalaman puasa pertama sungguh menyenangkan.
Pada hari pertama puasa, Gelderloos merasakan sakit kepala awalnya. Akan tetapi, perempuan yang berprofesi sebagai praktisi kesehatan itu, mengatakan bahwa konsep puasa telah mengajarinya banyak hal tentang rasa syukur.
Dia merasa memiliki lebih banyak waktu dalam sehari untuk merenungkan pelajaran yang didapat. Dia juga menikmati pola makan dan minum yang terkesan sederhana.
"Saya merasa sangat tenang, tenang dan saya merasa indra saya meningkat. Teman-teman muslim saya telah melakukan ini hampir sepanjang hidup mereka dan mereka selalu memberi tahu saya bahwa ini adalah waktu yang paling mereka nantikan."
Gelderloos melihat, teman-temannya yang berpuasa menghabiskan waktu berkualitas bersama keluarga saat sahur dan berbuka puasa. Itu memberi mereka penghargaan yang mendalam atas semua yang mereka miliki.
Dalam hal rutinitas hariannya, Gelderloos juga mengatakan tidak ada bedanya. Di sendiri mengaku tidak tidur siang dan melakukan sesi yoga kundalini selama 45 menit sebelum berbuka puasa.
“Saya tidak bisa menjelaskannya, tetapi saya memiliki energi yang sangat tinggi saat itu, makanya saya berolahraga. Teman-teman saya yang berpuasa cenderung berolahraga sebelum berbuka puasa juga, jadi saya kira saya mengikuti jejak mereka."
Sumber: The National