Benarkah Minum Oralit saat Sahur Bisa Membuat Puasa Tahan Lama?

Reporter

Editor

Nurhadi

Dokter Spesialis Gizi dari PDGKI Samuel Oetoro mengatakan konsumsi oralit atau obat untuk diare diperbolehkan saat sahur.
Dokter Spesialis Gizi dari PDGKI Samuel Oetoro mengatakan konsumsi oralit atau obat untuk diare diperbolehkan saat sahur.

TEMPO.CO, Jakarta - Media sosial Twitter baru-baru ini dihebohkan dengan testimoni minum oralit saat sahur agar puasa tahan lama. Benarkah minum minuman itu bisa membuat kuat berpuasa?

Oralit atau solusi rehidrasi oral, mengutip dari Tempo, adalah cairan untuk membantu mengembalikan elektrolit yang keluar dari tubuh. Oralit bisa dibuat sendiri dari campuran air hangat, garam, dan gula. Tetapi, beberapa apotek menyediakan oralit kemasan dengan berbagai merek dagang dan rasa.

Dilansir dari Health Insider, elektrolit adalah mineral penting untuk sejumlah besar fungsi dalam tubuh. Saat seseorang kekurangan elektrolit, tubuh mulai mengirimkan sinyal darurat sehingga ia mungkin merasa bingung, lelah, sakit kepala, atau kram. “Ini berarti Anda mungkin kehilangan mineral penting yang dibutuhkan tubuh Anda, (yaitu) garam,” kata ahli nutrisi Cynthia Thurlow dalam laman Linkedin pribadinya.

Dikutip dari Fasting Well, saat berpuasa selama beberapa hari, insulin akan turun banyak sehingga tubuh mengeluarkan lebih banyak garam atau natrium secara signifikan daripada biasanya. Saat natrium turun, begitu juga dengan tekanan darah Anda.

Kadar natrium yang rendah juga menyebabkan hormon stres, seperti kortisol dan adrenalin naik. Ini bisa seseorang merasa cemas dan lebih sulit tidur. Karena itu, mendapatkan banyak garam selama puasa yang berkepanjangan bisa mencegah masalah ini.

Namun, dokter spesialis gizi dari Perhimpunan Dokter Spesialis Gizi Klinik Indonesia (PDGKI), Samuel Oetoro, dalam wawancaranya dengan Antara menghimbau masyarakat memperhatikan takaran supaya tidak berlebihan. Terlebih bagi pengidap penyakit jantung. Oralit yang berlebihan bisa menyebabkan peningkatan natrium di dalam darah yang ditandai dengan gejala denyut jantung cepat, tekanan darah tinggi, sakit kepala, dan kelelahan berat atau lemas. 

Ia juga mengingatkan agar oralit tidak digunakan sebagai penahan lapar selama puasa. Sebaiknya oralit dikembalikan pada fungsi utama sebagai pengganti cairan tubuh yang hilang dan dikonsumsi pada saat yang benar, seperti ketika diare.

AMELIA RAHIMA SARI

Baca juga: Minum Oralit Saat Sahur, Dokter Gizi Perbolehkan Tapi Hati-hati