Destinasi Wisata di Yogyakarta Berangsur Sepi pada Awal Ramadan

Wisatawan mulai berdatangan ke Pantai Parangtritis, Yogyakarta, di masa PPKM Level 3 pada Senin, 27 September 2021. TEMPO | Pribadi Wicaksono
Wisatawan mulai berdatangan ke Pantai Parangtritis, Yogyakarta, di masa PPKM Level 3 pada Senin, 27 September 2021. TEMPO | Pribadi Wicaksono

TEMPO.CO, Yogyakarta - Berbagai destinasi wisata di Yogyakarta tampak lengang pada awal Ramadan 2022 ini. Tak hanya di kawasan perkotaan, destinasi wisata di pesisir selatan Yogyakarta, seperti pantai juga tampak kosong. Sejumlah pengelola destinasi wisata memilih tutup.

Pantauan Tempo, di kawasan pantai-pantai selatan Kabupaten Bantul, seperti Pantai Depok, Pantai Parangkusumo, serta Pantai Parangtritis pada Minggu pagi hingga sore, 3 April 2022, tampak sunyi. "Di sini ramai pada Jumat, 1 April 2022 kemarin, sehari sebelum puasa," kata Rahayu, 47 tahun, seorang pengelola warung makan yang merangkap penjaga parkir di pinggir Pantai Parangtritis.

Rahayu memilih tetap beroperasi demi mencari sedikit rezeki dari wisatawan yang hanya segelintir jumlahnya. Setidaknya, menurut dia, masih ada pendapatan dari dari parkir. "Kalau untuk jajan makanan dan minuman tidak bisa diandalkan selama puasa," kata dia.

Selama Ramadan, Rahayu menjelaskan, selain parkir yang tarifnya Rp 10 ribu untuk mobil dan Rp 5.000 untuk sepeda motor, ada juga pemasukan dari jasa menyediakan kamar mandi yang biayanya Rp 5.000 per orang. Usaha seperti ini tidak terpengaruh puasa, sebagaimana di sektor kuliner. "Wisatawan pasti mandi setelah bermain air di pantai, jadi saya tetap buka," kata Rahayu.

Di kawasan pantai selatan itu, beberapa pelaku usaha wisata juga tetap beroperasi pada awal Ramadan ini meski hanya mengandalkan segelintir wisatawan yang datang. Antara lain sewa tenda dan tikar, sewa kendaraan ATV, jip wisata, hingga andong.

Kepala Dinas Pariwisata DI Yogyakarta, Singgih Raharjo sudah memperkirakan jumlah kunjungan wisatawan menurun pada awal Ramadan ini. Namun demikian, dia mendorong penyedia jasa dan pengelola destinasi wisata berinovasi memanfaatkan momentum Ramadan. "Pengelola destinasi wisata bisa membuat paket buka puasa bersama yang menyasar wisatawan lokal atau komunitas," katanya.

Selain itu, Singgih melanjutkan, pengelola destinasi wisata dapat memanfaatkan periode awal Ramadan untuk menyiapkan sarana dan prasarana demi mengantisipasi lonjakan wisatawan selama libur lebaran nanti. "Biasanya kunjungan wisatawan membeludak saat libur Idul Fitri. Ini perlu persiapan, khususnya penerapan protokol kesehatan," ujarnya.

Baca juga:
Yogyakarta Gelar Kampung Ramadhan Jogokariyan, Bisa Jajan Takjil Tanpa Uang Cash

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.