Tips Mengajari Anak Puasa Ramadan, Mulai Dari Makanan Padat dan Bertahap

Reporter

Ilustrasi anak-anak menunggu berbuka puasa di Jakarta, Selasa 14 April 2020. TEMPO/Subekti.
Ilustrasi anak-anak menunggu berbuka puasa di Jakarta, Selasa 14 April 2020. TEMPO/Subekti.

TEMPO.CO, Jakarta - Bulan Ramadan tahun ini mungkin menjadi momentum bagi anak Anda untuk belajar puasa. Untuk mengajarinya, Anda bisa menyimak tips yang disampaikan oleh Dokter Spesialis Anak Konsultan Nutrisi Metabolik Anak dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Cut Nurul Hafifah.

Nurul mengatakan orang tua dapat mulai mengajari anak berpuasa pada usia di atas 7 tahun. Pada usia ini dampak kesehatan yang tidak diinginkan akibat berpuasa semakin jarang ditemui. "Jika anak sudah lebih besar, ketika memasuki usia remaja, risiko hipoglikemia akan semakin berkurang. Mereka sudah lebih mampu menahan lapar dan haus," ujarnya, Rabu, 30 Maret 2022.

Untuk mengajari anak berpuasa, menurut Nurul, bisa dimulai dari puasa makanan padat terlebih dulu. "Mulailah mengajari anak untuk berpuasa dari makanan padat terlebih dahulu dan izinkan mereka tetap minum air untuk menghindari kekurangan cairan, terutama jika cuaca panas," kata dokter yang berpraktik di RS Pondok Indah itu.

Orang tua juga dapat memulai mengajak anak berpuasa selama 6 jam, misalnya berpuasa sejak bangun pagi hingga pukul 12 siang. "Dengan pola seperti ini, anak belajar menahan lapar dari makanan yang sehari-hari dimakan," kata Nurul.

Selanjutnya orang tua dapat mulai mengajarinya untuk menahan haus. Umumnya anak masih dapat menoleransi tidak minum air selama 2-4 jam.

Hal yang tak kalah penting saat mengajari anak berpuasa adalah asupan makanannya. Nurul menjelaskan seorang anak masih perlu tumbuh dan berkembang sehingga harus mendapatkan asupan nutrisi yang cukup meski berpuasa Ramadan.

Jadi, kata Nurul, pastikan anak mendapat makanan bergizi saat sahur dan berbuka, yaitu makanan yang mengandung makronutrien (makanan utama) dan mikronutrien (makanan yang mengandung vitamin dan mineral) yang dibutuhkan oleh tubuh. Anak dapat mengonsumsi makanan yang mengenyangkan pada saat sahur yang mengandung karbohidrat kompleks, protein dan lemak.

"Susu merupakan sumber zat gizi yang lengkap untuk anak pada saat sahur dan berbuka yang dapat diberikan juga," kata Nurul.

Nurul menyarankan agar menghindari memberikan anak makanan yang mengandung gula sederhana, seperti makanan ringan yang manis. "Jangan lupa semangati mereka dan ucapkan kata-kata pujian ketika mereka sedang berpuasa dan berhasil menahan lapar dan haus. Awasi tanda bahaya dehidrasi dan hipoglikemia," ujarnya.

Terakhir, Nurul memberi catatan agar segera menyudahi puasa jika anak tidak sanggup melanjutkan. Pada saatnya, perlahan tapi pasti, anak akan terbiasa berpuasa Ramadan.

Baca juga: Kemeriahan Pawai Anak Sambut Bulan Suci Ramadan

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.