Tradisi Bantai Kerbau di Jambi

Reporter

Ilustrasi Kerbau. shutterstock.com
Ilustrasi Kerbau. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak 120 ekor kerbau dewasa disembelih pada tradisi Bantai Adat yang digelar menjelang bulan Ramadhan 1443 Hijriyah di Rantau Rasau, Kecamatan Tabir, Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi. "Penyembelihan dilakukan pada Rabu dini hari (hari ini) secara serentak," kata Gubernur Jambi H Al Haris ketika membuka acara di Kampung Baru, Desa Rantau Rasau, Kecamatan Tabir, Kabupaten Merangin, Selasa, 29 Maret 2022.

Suasana di lokasi Bantai Adat yang di areal kebun sawit di tanah adat berlangsung ramai. Tradisi ini tidak hanya membantai ratusan kerbau, tapi juga ada memanggang 1.000 batang lemang, pertandingan "silek" atau silat dan kegiatan lainnya di Rumah Tuo Rantau Panjang.

Ratusan tiang untuk tambatan kerbau dibuat kokoh, dilengkapi dengan meja untuk penjualan daging kerbau. "Dagingnya dijual dengan harga lebih murah untuk masyarakat," kata Awi salah seorang pemilik kerbau.” Tahun ini harga daging Rp150 ribu per kilogram. 

Warga Tabir dan Merangin berdatangan ke lokasi Bantai Adat. Para wanita hampir semuanya mengenakan sarung batik, pakaian wajib kaum perempuan ke lokasi bantai adat.

Warga setempat, Jalit, 68 tahun, yang biasa bertugas menyembelih kerbau menyatakan sudah siap melakukan penyembelihan dengan golok andalannya. "Biasanya saya sembelih lima sampai tujuh ekor. Yang lain juga bertugas menyembelih.” Satu kerbau ditangani lima hingga enam orang.

Sebelum penyembelihan, juga digelar agenda keagamaannya pawai anak-anak dan khataman Al Quran massal yang mengelilingi Pasar Rantau Panjang dan berbagai keagamaan lain. "Sangat banyak budaya Islam di Provinsi Jambi yang bisa diangkat menjadi acara nasional,” ujar Gubernur.

Adat Melayu Islam di kawasan Tabir ini sudah dilakukan turun temurun. “Semangatnya kearifan lokal untuk menjaga silaturahim," kata Al Haris yang mantan Bupati Merangin itu.

Bupati Merangin Mashuri mengatakan peninggalan leluhur seperti Budaya Bantai Adat Rantau Panjang Tabir, wajib dilestarikan. Generasi muda milenial wajib dilibatkan, sehingga mereka kenal dengan budayanya sendiri. “Jika generasi muda milenial kita paham dan tahun Budaya Bantai Adat ini, Insya Allah akan terus lestari," kata Mashuri.

Gubernur Haris mengatakan kerbau yang akan disembelih telah dicek dan dipastikan sehat dan memenuhi persyaratan penyembelihan. "Semuanya sudah dicek oleh dokter hewan, sudah diberi tanda label kalung merah tanda memenuhi syarat disembelih.” Kerbau bunting tidak disembelih dan dibiarkan agar beranak.

Baca juga: Batahlil Hingga Selo Buto, Tradisi Menyambut Ramadan di Maluku