Puasa Arafah, Niat Dilafalkan atau Cukup dalam Hati?

Reporter

Umat Muslim yang tengah menjalankan ibadah Haji, berdoa di atas Jabal Rahmah saat melakukan wukuf yang berupakan bagian dari ibadah Haji di Padang Arafah, Mekkah, Arab Saudi, 11 September 2016. Di dalam wukuf, umat Muslim melantunkan doa, berdzikir, mengaji dan melakukan salat. REUTERS
Umat Muslim yang tengah menjalankan ibadah Haji, berdoa di atas Jabal Rahmah saat melakukan wukuf yang berupakan bagian dari ibadah Haji di Padang Arafah, Mekkah, Arab Saudi, 11 September 2016. Di dalam wukuf, umat Muslim melantunkan doa, berdzikir, mengaji dan melakukan salat. REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Selain puasa wajib, halnya puasa Ramadan, ada beberapa puasa sunnah yang dianjurkan dalam Islam. Salah satunya puasa Arafah yang dilaksanakan menjelang hari raya Idul Adha, tepatnya tanggal 9 Dzulhijjah. Puasa ini hukumnya sunnah muakkadah, artinya sunnah yang sangat dianjurkan bagi mereka yang tidak sedang menunaikan ibadah haji.

Sebaliknya, puasa ini tidak dianjurkan bagi mereka yang sedang berada di Padang Arafah, atau sedang berhaji. Sesuai hadis dari Ikrimah bahwa ia bertanya pada Abu Hurairah tentang hukum puasa di hari Arafajh bagi jemaah haji yang sedang di Arafah. Lantas Abu Hurairah menjawab, “Rasulullah SAW melarang puasa hari Arafah di Arafah.” (HR Ibnu Majah dan Ahmad).

Tata cara puasa sunnah Arafah sama seperti puasa pada umumnya. Diniatkan sejak malam hingga menjelang terbit fajar. Namun, jika lupa, bisa dibacakan niat di pagi hari dengan catatan tidak melakukan hal yang membatalkan puasa, seperti makan, minum dan sebagainya.

Syaikh Wahbah Az Zuhaili dalam Fiqih Islam wa Adillatuhu menjelaskan, bahwa semua ulama sepakat niat disampaikan dalam hati. Dengan kata lain, melafalkan niat bukanlah bagian dari syarat, namun sunnah menurut jumhur ulama. Begitupun menurut mazhab Maliki, yang terbaik justru tidak melafalkan niat. Karena tidak ada hadis nabi yang secara spesifik menyebutkan lafaz niat puasa Arafah. Sebab, Rasulullah SAW dan para sahabat biasa mengerjakan amal dengan niat hanya di dalam hati tanpa dilafalkan.

Jika tetap ingin mengucapkan niat, berikut adalah bacaan niat puasa Arafah sesuai bahasa Arabnya ditulis dalam latin, “Nawaitu shouma ‘arofata sunnatan lillaahi ta’aalaa.”  Yang artinya: “Saya niat puasa Arafah, sunnah karena Allah Ta’ala.”

Keutamaan melaksanakan puasa di awal Dzulhijjah, termasuk puasa Arafah merupakan ibadah yang dicintai Allah. Sebagaimana disebutkan Rasulullah dalam sabdanya dari hadis Ibnu Abbas yang artinya, “Tidak ada satu amal soleh yang lebih dicintai oleh Allah melebihi amal soleh yang dilakukan pada hari-hari ini (yaitu 10 hari pertama bulan Dzulhijjah).”

RAUDATUL ADAWIYAH NASUTION

Baca: Puasa Arafah, 5 Kebaikan Puasa Tak Hanya Kesehatan