Niat serta Keutamaan Puasa Arafah dan Puasa Tarwiyah

Ilustrasi anak-anak menunggu berbuka puasa di Jakarta, Selasa 14 April 2020. TEMPO/Subekti.
Ilustrasi anak-anak menunggu berbuka puasa di Jakarta, Selasa 14 April 2020. TEMPO/Subekti.

TEMPO.CO, Jakarta - Dzulhijjah, bulan ke-12 dalam kalender hijriah, merupakan bulan yang istimewa bagi umat Islam. Dalam bulan ini terdapat amalan sunah yang memiliki keutamaan besar, yaitu puasa Tarwiyah dan puasa Arafah

Puasa Arafah adalah puasa sunah yang dilakukan pada 9 Dzulhijjah bertepatan saat jemaah haji sedang melakukan wukuf atau sehari sebelum Idul Adha. Melansir dari laman Dompet Dhuafa, keutamaan melaksanakan ibadah ini antara lain: memperoleh pahala yang besar dan cinta dari Allah SWT dan menghapus dosa.

Mengutip laman NU.or.id, dalam hadis yang diriwayatkan Imam Muslim, Nabi Muhammad SAW bersabda "Puasa hari Arafah dapat menghapuskan dosa dua tahun yang telah lepas dan akan datang, dan puasa Asyura (tanggal 10 Muharram) menghapuskan dosa setahun yang lepas".

Jika ingin melaksanakan puasa Arafah niatnya adalah: “Nawaitu shauma arafata sunnatan lillaahi ta’alaa

Sementara itu, puasa Tarwiyah dilaksanakan pada 8 Dzulhijjah. Mengutip laman resmi Nahdlatul Ulama, hal ini merujuk pada satu hadis yang memiliki arti bahwa puasa pada hari Tarwiyah menghapuskan dosa satu tahun dan puasa pada hari Arafah menghapuskan dosa dua tahun.

Hadis tersebut disebut dhaif atau kurang kuat riwayatnya. Namun para ulama mempersilakan untuk tetap berpuasa karena ada hadis Nabi Muhammad lainnya yang menyatakan jika sepuluh hari pertama Dzulhijjah adalah hari-hari yang istimewa.

Jika ingin berpuasa Tarwiyah niatnya adalah: Nawaitu shauma ghadin ‘an ad’i sunnati yaumit tarwiyah lillâhi ta‘l.

NAUFAL RIDHWAN ALY