Sahabat Nabi: Hamzah bin Abdul Muthalib, Bergelar Assadullah atau Singa Allah

Reporter

Seorang umat menziarahi makam para sahabat dan syuhada di Kompleks Makam Baqi, Madinah, Arab Saudi, 18 Oktober 2018. Saat berkunjung ke makam Nabi MUhammad SAW serta para sahabat dan syuhada, umat Islam mesti bersabar berjejalan dan berimpitan dari pintu utama Bab As-Salam. ANTARA FOTO/ISMAR PATRIZKI
Seorang umat menziarahi makam para sahabat dan syuhada di Kompleks Makam Baqi, Madinah, Arab Saudi, 18 Oktober 2018. Saat berkunjung ke makam Nabi MUhammad SAW serta para sahabat dan syuhada, umat Islam mesti bersabar berjejalan dan berimpitan dari pintu utama Bab As-Salam. ANTARA FOTO/ISMAR PATRIZKI

TEMPO.CO, Jakarta - Sahabat Nabi Muhammad SAW, yang juga pamannya, Hamzah bin Abdul Muthalib dijuluki sebagai Singa Allah karena keberaniannya dalam membela Agama Islam. Hamzah lahir di Mekah, Arab Saudi pada 568 Masehi.

Hamzah bin Abdul Muthalib mendapat hidayah untuk masuk Islam saat kondisi kota Mekah sedang memanas karena teror yang didapatkan Nabi Muhammad dan kaum muslim dari kaum musyrik Quraisy. Hamzah memeluk Islam pada periode ke-6 kenabian Nabi Muhammad.

Hamzah dan Muhammad yang juga saudara sepersusuan sudah sangat dekat dan akrab sejak usianya masih belia. Tidak heran jika mereka berdua saling menyayangi satu sama lain. Hal inilah yang membuat Hamzah berani memukuli Abu Jahal dengan busur panahnya, sebelumnya Abu Jahal memukuli Nabi Muhammad dan mengolok-oloknya. Hal ini kerap dilakukan Hamzah, bahkan sebelum ia memeluk Islam.

Hamzah menjadi pengikut Rasul yang sosoknya selalu berdiri di barisan terdepan dalam menegakkan bendera Islam. Khalid Muhammad Khalid dalam bukunya Biografi 60 Sahabat Rasulullah SAW, menceritakan sejak Hamzah masuk Islam banyak memberikan semua kemampuan, kemampuan, hingga hidupnya untuk Allah dan agama Islam. Hal ini pula yang melatarbelakangi Nabi memberinya gelar Assadullah wa Asadu Rasulihi atau Singa Allah dan Rasul-Nya.

Tidak bisa dipungkiri, masuknya Hamzah sebagai umat muslim menjadi daya tarik bagi penjuru kabilah Arab untuk masuk dan memahami Islam. Hal inilah yang membuat pesan Rasul semakin menyebar luas ketika itu.

Hamzah membantu nabi dalam menyebarkan pesan dakwahnya, ia melakukan upaya untuk menegakkan Islam. Hamzah yang juga membaktikan keperwiraan, keperkasaan, dan jiwa raganya untuk Islam, pernah ditunjuk Rasulullah sebagai komandan perang ketika Perang Badar sedang berlangsung.

Hamzah yang bersama Ali bin Abi Thalib berdiri di barisan terdepan ketika perang Badar, menunjukkan keberanian dan keperkasaannya dalam membela agama Islam. Hal inilah yang membuatnya dan pasukan lainnya memenangi peperangan tersebut.

Kaum Quraisy yang tidak terima dengan kekalahan perang tersebut akhirnya membuat siasat balas dendam dan akhirnya terjadilah perang Uhud. Dalam peperangan ini kaum Quraisy mengincar Rasulullah dan Hamzah untuk dibunuh.

Dalam peperangan ini sahabat nabi sekaligus paman itu gugur setelah ditombak dan dirobek perutnya oleh Hindun binti Utbah. Tidak berhenti di situ, Hindun pun berlaku biadab dengan mengambil hati Hamzah dan mengunyahnya namun, dimuntahkan kembali agar tidak tertelan.

Rasulullah marah ketika melihat kondisi jenazah Hamzah bin Abdul Muthalib, saat itu pula turun firman Allah SWT. "Dan jika kamu memberikan balasan, maka balaslah dengan balasan yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu. Akan tetapi jika kamu bersabar, sesungguhnya itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang sabar." (QS An-Nahl: 116).

GERIN RIO PRANATA

Baca: Kisah Sahabat Nabi Muhammad, Khalid bin Walid Sang Pedang Allah