Kisah Sahabat Nabi Muhammad, Khalid Bin Walid Sang Pedang Allah

Reporter

Seorang umat menziarahi makam para sahabat dan syuhada di Kompleks Makam Baqi, Madinah, Arab Saudi, 18 Oktober 2018. Saat berkunjung ke makam Nabi MUhammad SAW serta para sahabat dan syuhada, umat Islam mesti bersabar berjejalan dan berimpitan dari pintu utama Bab As-Salam. ANTARA FOTO/ISMAR PATRIZKI
Seorang umat menziarahi makam para sahabat dan syuhada di Kompleks Makam Baqi, Madinah, Arab Saudi, 18 Oktober 2018. Saat berkunjung ke makam Nabi MUhammad SAW serta para sahabat dan syuhada, umat Islam mesti bersabar berjejalan dan berimpitan dari pintu utama Bab As-Salam. ANTARA FOTO/ISMAR PATRIZKI

TEMPO.CO, Jakarta - Abu Sulayman Khalid ibn al-Walid ibn al-Mughirah al-Makhzumi atau juga dikenal dengan Sayf Allah al-Maslul yang berarti pedang Allah yang terhunus. Khalid bin Walid merupakan salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW. Khalid bin Walid juga dikenal karena taktik militernya dan kecakapan dalam bidang militer yang merupakan salah satu dari panglima-panglima perang penting yang tidak terkalahkan sepanjang kariernya. Dirinya juga pernah memimpin pasukan Madinah dibawah kekuasaan Nabi Muhammad dan juga penerusnya seperti Abu Bakar dan Umar Bin Khattab.

Khalid lahir 17 tahun sebelum masa pembangunan Islam. Khalid merupakan anggota dari suku Bani Makhzum. Beliau merupakan anak dari Walid bin al-Mughirah yang memiliki jabatan sebagai kepala suku Bani Makhzum, suatu klan (bagian) dari suku Quraisy yang menetap di Mekkah dan ibunya Khalid bernama Lubabah binti al-Harith.

Setelah kelahirannya, Khalid dikirim ke sebuah suku Badui di gurun, dimana ibu angkat merawatnya sesuai dengan tradisi kaum Quraisy pada zaman itu. Kemudian saat dirinya berumur 5 tahun, ia dikembalikan kepada orang tuanya di Mekah.

Khalid bin Walid juga merupakan panglima perang kaum kafir Quraisy yang terkenal dengan pasukan kavalerinya. Khalid merupakan seseorang yang meilhat celah pasukan muslimin pada saat pertempuran Uhud. Kemudian setelah perang tersebut dirinya masuk ke Islam.

Dalam perjalanannya Khalid bin Walid pencapaian strategis yang pernah raih ialah penaklukan Arab selama Perang Riddah, Persia Mesopotamia dan Suriah Romawi hanya dalam waktu empat tahun pada tahun 632 ke 636. Kemenangan telaknya pada Pertempuran Yamamah, Pertempuran Ullais, dan Pertempuran Firaz, dan kesuksesan taktiknya pada Pertempuran Walaja dan Pertempuran Yarmuk yang membuat dirinya dikenang.

Setelah terjadinya Perjanjian Hudaibiyyah beliau menjadi Mualaf dan bergabung bersama Nabi Muhammad SAW untuk berpartisipasi dalam berbagai ekspedisi untuk Nabi Muhammad, seperti Pertempuran Mu'tah yang merupakan pertempuran pertama antara orang Romawi dan Muslim.

Setelah Nabi Muhammad wafat, Khalid bin Walid memiliki peran yang penting dalam memimpin pasukan Madinah untuk Abu Bakar dalam Perang Riddah, selain itu beliau juga berjasa dalam menaklukan pusat Arabia dan juga menundukkan suku-suku Arab. Dia merebut Negara Satelit Arab Sasanid yaitu Al-Hirah, serta mengalahkan Pasukan Sassaniyah dalam penaklukan Irak (Mesopotamia). Kemudian dia digeser ke front Barat untuk menaklukkan Suriah (provinsi Romawi) dan Negara Boneka Bizantium Arab yaitu Ghassanid.

TEGUH ARIF ROMADHON