Kisah Pebisnis Ngawi Ekspor Gamis ke Filipina dan Penjualan Naik 10 Kali Lipat

Calon pembeli memilih mukena untuk persiapan Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran di Thamrin City, Jakarta, 1 Juni 2018. Jelang Lebaran warga berburu baju muslim seperti gamis, mukena, baju koko dan hijab. TEMPO/Fajar Januarta
Calon pembeli memilih mukena untuk persiapan Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran di Thamrin City, Jakarta, 1 Juni 2018. Jelang Lebaran warga berburu baju muslim seperti gamis, mukena, baju koko dan hijab. TEMPO/Fajar Januarta

"Saya harap ke depannya bisa ekspor lebih banyak, lebih go international supaya produk dikenal lebih luas," kata Bunga.

Membuat strategi yang tepat dan selalu berinovasi jadi kunci Bunga dalam bertahan di tengah pandemi yang sempat membuat penjualannya loyo. Ia mengatakan, fitur-fitur yang disediakan oleh e-commerce termasuk "kampus" untuk memberi pendidikan berbisnis bagi penjual harus selalu dimanfaatkan.

Masa-masa promosi rutin seperti diskon Ramadhan atau diskon tiap bulan harus selalu dimanfaatkan sebaik-baiknya.

Menyediakan pasokan yang cukup adalah kunci utama agar kesempatan emas di saat orang-orang getol berbelanja tidak disia-siakan. Kualitas produk juga selalu ditingkatkan. Promosi yang gencar di media sosial dan e-commerce juga tak boleh dilewatkan.

Fitur-fitur menarik seperti gratis ongkos kirim juga "harga coret" alias memberi diskon jadi salah satu cara menarik minat konsumen. Berkat mengikuti berbagai kampanye yang membuat tokonya semakin dikenal, dia juga bisa mendapatkan lebih dari 2000 pesanan setiap hari.

"Pasti banyak traffic pas sale, jadi harus persiapkan stok dan promosi. Jangan lewatkan kesempatan pas big sale berlangsung," kata Bunga yang mendapati kenaikan penjualan hingga tiga kali lipat saat mengikuti kampanye Big Ramadan Sale.

Kenaikan itu sangat berarti bagi bisnis fesyen selama pandemi, terutama karena busana bukan pengeluaran utama di tengah aktivitas yang lebih banyak di rumah saja setahun belakangan.