Apakah Setiap Malam Ke-27 Ramadan Adalah Lailatul Qadar?

Reporter

Santri pondok pesantren Baitul Mustofa mengaji dengan penerangan lampu minyak saat pengajian Tadarus Al Quran di lapangan terbuka Mojosongo, Solo, Jawa Tengah, Senin, 27 Mei 2019. Pengajian dalam rangka Nuzulul Quran (malam turunnya kitab suci Al Quran) tersebut untuk mendekatkan santri dengan alam serta mendidik untuk santri rajin membaca Al Quran terutama pada bulan Ramadan. ANTARA
Santri pondok pesantren Baitul Mustofa mengaji dengan penerangan lampu minyak saat pengajian Tadarus Al Quran di lapangan terbuka Mojosongo, Solo, Jawa Tengah, Senin, 27 Mei 2019. Pengajian dalam rangka Nuzulul Quran (malam turunnya kitab suci Al Quran) tersebut untuk mendekatkan santri dengan alam serta mendidik untuk santri rajin membaca Al Quran terutama pada bulan Ramadan. ANTARA

TEMPO.CO, JakartaLailatul qadar adalah satu malam paling penting di bulan ramadan. Pasalnya dalam Al-Quran pun menggambarkan malam itu lebih baik dari malam seribu bulan. Deskripsi keistimewaan ini tertuang dalam surah Al-qadar. Bahkan malam lailatulqadar adalah malam diturunkannya Al-Qur’an.

Dari Ibnu ‘Abbas dan selainnya mengatakan, “Allah menurunkan Alquran secara utuh sekaligus dari Lauhul Mahfuzh ke Baitul ‘Izzah yang ada di langit dunia.”

Kemudian Allah menurunkan Alquran kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tersebut secara terpisah sesuai dengan kejadian-kejadian yang terjadi selama 23 tahun.” (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 14: 403).

Hingga kini penetuan kapan malam itu tiba hanya rahasia Allah. Walaupun banyak pendapat yang mengatakan malam istimewa tersebut jatuh pada malam ke -27 malam setiap Ramadan. Seperti yang dikatakan Ubay bin Ka’ab, Mu’awiyah, mereka adalah sahabat Nabi.

Disamping itu, Beberapa dalil lain justru menunjukkan malam lailatul qadar secara umum. Yakni antara 10 malam terakhir, bukan hanya malam ke-27. Seperti yang disebutkan dalam hadits berikut,

Diriwayatkan Bukhari & Muslim, Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda,  “Carilah di sepuluh malam terakhir, apabila tidak mampu maka jangan sampai terluput tujuh malam tersisa.”

Kemudian Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam kembali bersabda, “Carilah malam lailatul qadar pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan. Pada malam kedua puluh sembilan, kedua puluh tujuh, kedua puluh lima”(Hadist Riwayat Bukhari).

Al Imam An-Nawawi juga menjelaskan terkait penentuan datangnya malam lailatulqadar. Bisa dilihat dalam Syarh Shahih Muslim Lin Nawawi, sebuah karya ulama dan ahli hadis, tulisan Imam Nawawi.

“Menurut para ulama peneliti, bahwa  lailatul qadar itu berpindah-pindah setiap tahunnya. Terkadang pada satu tahun terjadi pada malam ke-27, terkadang pada malam ke-23, atau pada malam ke-21, atau di malam lainnya. Inilah pendapat yang lebih kuat karena mengkompromikan berbagai hadits-hadits yang ada.”

RAUDATUL ADAWIYAH NASUTION

Baca: Selo Buto, Ketika warga Tidore Menyambut Lailatul Qadar