Masjid Raya An-Nur Pekanbaru, Pengunjung Beribadah Sekaligus Berwisata

Reporter

Masjid Raya An-Nur di Pekanbaru, Riau menjadi salah satu masjid megah yang telah menjadi ikon kota Pekanbaru.
Masjid Raya An-Nur di Pekanbaru, Riau menjadi salah satu masjid megah yang telah menjadi ikon kota Pekanbaru.

TEMPO.CO, Jakarta - Masjid Raya An-Nur merupakan salah satu objek wisata bersejarah di Pekanbaru. Masjid megah ini, terletak di Jalan Hang Tuah, Kelurahan Sumahilang, Kecamatan Pekanbaru Kota, Kota Pekanbaru, Riau. Selama bulan Ramadan, Masjid Raya An-Nur banyak dikunjungi masyarakat dari berbagai daerah. Pengunjung kerap berwisata sambil beribadah.

Arsitektur Masjid Raya An-Nur Pekanbaru merupakan hasil perpaduan empat budaya, yaitu budaya Melayu, Arab, Turki, dan India. Desainnya yang megah dan menyerupai Taj Mahal membuat masjid ini menjadi salah satu destinasi wisata utama sekaligus kebanggaan masyarakat Pekanbaru. 

Masjid Raya An-Nur memiliki luas keseluruhan sekitar 12,6 hektar. Masjid yang dibangun dua tingkat ini memiliki beberapa fasilitas. Tingkat atas bagian khusus untuk shalat. Sedangkan di tingkat bawah ada tempat mengaji, tempat berkumpul pengunjung, sekretariat masjid, ruang remaja masjid, dan kelas tempat pendidikan Islam.

Di sekeliling masjid ada taman hijau yang menyejukkan mata. Di bagian depan masjid terdapat tanaman kurma yang mulai menjulang tinggi. Sementara di bagian dalam, masjid ini memiliki ukiran-ukiran khas Melayu yang indah. Selain itu, dindingnya pun dihiasi kaligrafi. 

Baca: Kemegahan Masjid An-Nur di Pekanbaru Yang Mirip Taj Mahal

Masjid Raya An-Nur dibangun pada tahun 1962 dan rampung pada 1968 oleh arsitek bernama Ir. Roseno. Pembangunannya kala itu dilakukan bertepatan dengan pembangunan infrastruktur lainnya di Kota Pekanbaru. Pada tahun 1960-an, Kota Pekanbaru ditetapkan sebagai ibu kota Provinsi Riau. Saat itulah, sejumlah infrastruktur berupa jalan raya, gedung perkantoran, dan pemukiman penduduk dibangun untuk memfasilitasi kota ini, termasuk Masjid Raya An-Nur.

Masa pembangunannya yang cukup lama hingga melewati dua masa kepemimpinan Gubernur Riau, yaitu kepemimpinan gubernur kedua, Kaharuddin Nasution hingga gubernur ketiga, Arifin Achmad. Masjid Raya An-Nur sempat direnovasi pada tahun 2000 bertepatan dengan masa kepemimpinan Gubernur Riau Saleh Djasit.

WINDA OKTAVIA