Ini Menu Puasa dengan Gizi Seimbang menurut Pakar

Reporter

Ilustrasi keluarga berbuka puasa Ramadan bersama di dalam rumah mereka di tengah wabah Virus Corona di Jakarta. TEMPO/Subekti.
Ilustrasi keluarga berbuka puasa Ramadan bersama di dalam rumah mereka di tengah wabah Virus Corona di Jakarta. TEMPO/Subekti.

TEMPO.CO, Jakarta - Selama Ramadan dan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), penting membuat perencanaan mingguan menu sahur dan berbuka yang memenuhi kadar gizi. Dalam satu pekan, Anda bisa menyajikan satu hari untuk makanan bersantan dan satu hari lain adalah makanan dengan bumbu kacang-kacangan.

Selama masa karantina dan puasa seperti ini, Anda bisa menjadwalkan lauk yang berbeda dari Senin sampai Minggu. Misalnya saja, ayam bakar bumbu rujak, hari berikutnya, pepes tahu, hari berikutnya ikan pesmol, orek tempe pete cabai hijau, pepes jamur, botok teri, dan telur pindang.

Menurut Ahli Gizi dr. Tan Shot Yen, rencana makan harus penting agar tidak menjadi bencana di kemudian hari. Dengan situasi pandemi saat ini, dia menilai perencanaan makan adalah langkah awal yang penting untuk memulai hidup sehat dengan gizi seimbang.

“Apalagi sekarang ada belanja online, seminggu sekali, ada baiknya membuat rencana atau meal preparation,” kata Tan Shot Yen.

Selama ini permasalahan yang muncul terkait makanan menu puasa dikarenakan masyarakat sering mengambil jalan pintas dalam menjaga kesehatan. Dibandingkan harus menyusun rencana makan, orang lebih suka memberi doping pada diri sendiri dengan suplemen dan multivitamin daripada makanan sehat.

“Padahal tubuh ini tidak bisa dikarbit,” sambungnya.

Dia juga menyatakan, selama PSBB juga terkadang membuat penghuni enggan memasak dan memilih memesan makanan instan. Padahal, makanan instan yang yang dikirim belum tentu punya keseimbangan gizi yang dibutuhkan. Imbasnya, sistem imun belum tentu terjaga dan berpotensi memicu kegemukan.

Tan pun mengusulkan pentingnya penyusunan makanan berlandaskan sistem Isi Piringku yang diluncurkan Kementerian Kesehatan. Isi Piringku menggambarkan porsi makan dalam satu piring yang terdiri dari 50 persen buah dan sayur, 50 persen sisanya terdiri dari karbohidrat dan protein. Isi Piringku lebih menekankan tak hanya pada jenis makanan saja tetapi membatasi gula, garam dan lemak.

Sementara itu, menurut dr. Steffi Sonia, dari Departemen Ilmu Gizi FKUI - RS Cipto Mangunkusumo, menyatakan ada 10 nutrisi yang wajib terpenuhi selama masa Covid-19. Misalnya saja vitamin A, vitamin B, vitamin C, vitamin D, vitamin E, asam lemak omega, selenium, seng, besi, dan tembaga.

“Syarat penting adalah memasak makanan secara matang apalagi makanan yang tinggi protein dan lemak, termasuk hewan yang berpotensi jadi pembawa virus,” jelas Steffi.

Dia menambahkan, selama masa pandemi ini kebersihan alat memasak dan alat makan juga sangat krusial. Oleh sebab itu sebaiknya Anda tidak makan bersama dengan alat makan yang sama. Semua alat masakan dan alat makan harus dicuci bersih.