Ramadan, Kelapa Muda Didatangkan dari Lebak Selatan

Ilustrasi kelapa muda (Pixabay.com)
Ilustrasi kelapa muda (Pixabay.com)

TEMPO.CO, Jakarta - Pedagang di Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten terpaksa mendatangkan kelapa muda dari Lebak karena permintaan terus meningkat selama Ramadan.

"Akibat permintaan kelapa muda meningkat, saya memesan ke Lebak selatan yang merupakan sentra kelapa," kata Adang (50), seorang penampung kelapa muda di Jalan Lingkar Selatan Rangkasbitung, Lebak, Senin 4 Mei 2020.

Selama ini dia merasa kewalahan melayani permintaan kelapa muda dan kebanyakan pemesan adalah para pedagang pengecer.

Para pedagang pengecer tersebut diperkirakan mencapai puluhan di sejumlah lokasi di Rangkasbitung dengan menggelar dagangannya itu di tepi jalan.

"Kami selama bulan Ramadan bisa menghabiskan sebanyak 1.000 kelapa muda dengan harga Rp5 ribu/butir dan jika diakumulasikan mendapat sebesar Rp5 juta/hari," kata Adang.

Omzet pedagang kelapa muda di Rangkasbitung hingga 10 hari bulan suci Ramadan meningkat hingga mencapai 100 persen dibandingkan hari normal.

Wilayah selatan Lebak yang menjadi sentra kelapa di antaranya dipilih untuk memenuhi permintaan itu.

Sebab, dirinya yang biasa mendatangkan kelapa muda dari wilayah Lebak tengah, seperti Kecamatan Cimarga, Leuwidamar, Muncang, Bojongmanik, Cirinten dan Gunungkencana, namun kini cukup kekurangan.

"Kami merasa kewalahan melayani permintaan para pedagang kelapa muda itu, karena selama Ramadan relatif meningkat," kata Adang.

Udin (45) seorang pedagang pengecer di Jalan Hardiwinangun Rangkasbitung, Kabupaten Lebak mengatakan omzet pendapatan berjualan kelapa muda selama Ramadan meningkat hingga 70 persen dibandingkan hari normal.

Biasanya, kata dia, pendapatan pada bulan normal mencapai Rp400 ribu, namun selama Ramadan bisa mencapai Rp700 ribu/hari.

"Pendapatan Rp700 ribu bisa meraup keuntungan bersih Rp200 ribu setelah dipotong modal dan bayar upah pekerja," katanya.

Menurut dia, kelebihan kelapa muda hingga kini masih diburu masyarakat, terlebih kelapa kopyor karena minuman alami yang menyehatkan dan bisa mematikan racun dalam tubuh juga tidak memiliki efek samping.

Selama ini, dirinya berjualan kelapa muda bisa itu untuk dijadikan sebagai minuman berbuka puasa juga dicampur es.

"Kami berjualan kelapa muda itu dengan mendatangkan dari penampung," kata Udin.

Seorang pedagang pengecer di Jalan Sunan Kalijaga Rangkasbitung, Memed (45)  mengatakan selama bulan puasa permintaan kelapa muda naik drastis sehingga mengakibatkan omzet penjualan kelapa muda meningkat.

Ia menjelaskan kebanyakan konsumen membeli kelapa muda diminta dibelah dan sari maupun buah kelapa dimasukkan ke plastik untuk dibawa pulang sebagai bahan buka puasa. Banyak pula yang membeli minta kelapa muda utuh untuk dibela di rumah. 

"Kami menjual kelapa muda itu Rp10.000 per butir dan setiap hari menjual sebanyak 200 butir," kata Memed.