Cegah Dehidrasi saat Puasa Ramadan, Ini Saran Pakar

Reporter

Ilustrasi makan sahur. TEMPO/Aditia Noviansyah
Ilustrasi makan sahur. TEMPO/Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, bulan Ramadan 2020 ini harus diiringi wabah virus corona. Agar bisa beribadah dengan baik dan kondisi fisik yang sehat, ahli penyakit menular di Univesitas Vanderbilt, William Schaffner mengingatkan pentingnya asupan cairan.

Schaffner menjelaskan tubuh yang terdiri dari 70 persen air itu harus tetap terjaga kelembabannya. Selama puasa, ia meminta setiap orang wajib memenuhi kebutuhan cairan dengan mengatur jadwal minum delapan gelas atau 2 liter per hari.

“Mengenai puasa, kebutuhan air sangat penting untuk menghindarkan dari dehidrasi. Jika dehidrasi, oksigen ke seluruh tubuh akan terganggu dan bisa menyebabkan masalah kesehatan baru seperti lemas hingga pingsan,” katanya, seperti dilansir dari Gulf News.

Fungsi lain asupan cairan tubuh dalam melindungi diri dari virus corona yakni melalui diperkuatnya imunitas. Ahli gizi bersertifikat dan peneliti Michael Mosley juga menghubungkannya dengan dehidrasi.

Tidak hanya menyebabkan fisik seseorang lemah sehingga meningkatkan risiko batal berpuasa, kekurangan cairan juga berhubungan dengan turunnya kekebalan tubuh.

“Hidrasi membantu fungsi dan sistem organ tubuh bekerja dengan baik. Jika sebaliknya dan terganggu, ini pun bisa mempengaruhi keseimbangan sistem imun,” tuturnya.

Dalam memilih cairan, Mosley mengatakan sumber terbaik adalah air putih. “Banyak orang salah mengartikan cairan dengan memasukkan soda, kopi, dan minuman perasa lain sebagai cairan. Yang benar adalah air putih tanpa campuran,” ujarnya.

SARAH ERVINA