Buka Kedai Kopi di Bulan Ramadan? Intip Tips Ini agar Laris Manis

Iustrasi kopi. Unsplash.com/Christiana Rivers
Iustrasi kopi. Unsplash.com/Christiana Rivers

TEMPO.CO, Jakarta - Bulan Ramadan bisa menjadi berkah bagi para pengusaha makanan. Banyak orang mencari makanan atau minuman khas untuk menuhi nutrisi setelah berpuasa seharian penuh.

Berbanding terbaik, bisnis minuman seperti kopi yang banyak dikerjakan oleh masyarakat Indonesia pun bisa mengalami penurunan pendapatan. Sebab, jumlah pengunjung untuk bersantai dan nongkrong selama bulan puasa, selama bulan Ramadan, bisa menyusut.

Agar bisnis kedai kopi Anda tetap diminati masyarakat, Coba cek beberapa tips penting ini. Data Analyst dari aplikasi pengurus Usaha Mikro Kecil Menengah, Moka, Hutami Nadya mengatakan bahwa memaksimalkan bisnis pada malam hari bisa dikerjakan.

Berdasarkan analisisnya, perilaku mengkonsumsi kopi dari masyarakat selama puasa memang bergeser ke malam hari. “Selama bulan Ramadan, kedai kopi laris di atas jam delapan. Bisa dimaksimalkan penjualan pada jam tersebut,” katanya dalam telekonferensi Antisipasi Bisnis di Tengah Krisis saat Ramadan pada Rabu, 15 Maret 2020.

Memberikan promo diskon agar lebih menarik perhatian pembeli juga baik untuk dilakukan. Hutami mengatakan bahwa rata-rata, diskon diberikan sebesar 20 persen untuk semua produk. “Tapi harus diingat, promo ini membuat keuntungan hanya naik sebanyak delapan persen saja. Jadi tujuannya lebih cocok kalau ingin brand awareness dan meramaikan toko, bukan meraih keuntungan besar,” katanya.

Mengadakan kerjasama dengan jasa pengantaran melalui promosi ongkos kirim juga disarankan Hutami. Ini seiring dengan imbauan pemerintah untuk tinggal di rumah akibat Covid-19. “Pelanggan umumnya enggan mengkonsumsi kopi di tempat karena wabah corona. Jadi kalau bisa diantar ke rumah, akan lebih memudahkan,” katanya.