Tradisi Nyadran Rejeban Makam Leluhur di Semarang

Editor

Fardi Bestari

Jumat, 2 Februari 2024 23:00 WIB

Sejumlah warga menyantap berbagai macam makanan saat mengikuti dalam tradisi Nyadran Rejeban di komplek makam Pepunden Sentono Nyai Djandjangaren, Semarang, Jawa Tengah, Jumat 2 Februari 2024. Tradisi nyadran di makam leluhur yang rutin dilakukan setiap bulan Rejeb penanggalan Jawa tersebut untuk mendoakan arwah para leluhur yang dipercaya telah menyebarkan agama Islam di daerah itu sekaligus sebagai ungkapan wujud syukur kepada Tuhan YME atas kelimpahan rejeki dari hasil pertanian. ANTARA FOTO/Makna Zaezar

Sejumlah warga menyantap berbagai macam makanan saat mengikuti dalam tradisi Nyadran Rejeban di komplek makam Pepunden Sentono Nyai Djandjangaren, Semarang, Jawa Tengah, Jumat 2 Februari 2024. Tradisi nyadran di makam leluhur yang rutin dilakukan setiap bulan Rejeb penanggalan Jawa tersebut untuk mendoakan arwah para leluhur yang dipercaya telah menyebarkan agama Islam di daerah itu sekaligus sebagai ungkapan wujud syukur kepada Tuhan YME atas kelimpahan rejeki dari hasil pertanian. ANTARA FOTO/Makna Zaezar

Seorang warga menancapkan dupa saat melakukan ritual dalam tradisi Nyadran Rejeban di komplek makam Pepunden Sentono Nyai Djandjangaren, Semarang, Jawa Tengah, Jumat 2 Februari 2024.. Tradisi nyadran di makam leluhur yang rutin dilakukan setiap bulan Rejeb penanggalan Jawa tersebut untuk mendoakan arwah para leluhur yang dipercaya telah menyebarkan agama Islam di daerah itu sekaligus sebagai ungkapan wujud syukur kepada Tuhan YME atas kelimpahan rejeki dari hasil pertanian. ANTARA FOTO/Makna Zaezar/Spt.

Seorang warga menancapkan dupa saat melakukan ritual dalam tradisi Nyadran Rejeban di komplek makam Pepunden Sentono Nyai Djandjangaren, Semarang, Jawa Tengah, Jumat 2 Februari 2024.. Tradisi nyadran di makam leluhur yang rutin dilakukan setiap bulan Rejeb penanggalan Jawa tersebut untuk mendoakan arwah para leluhur yang dipercaya telah menyebarkan agama Islam di daerah itu sekaligus sebagai ungkapan wujud syukur kepada Tuhan YME atas kelimpahan rejeki dari hasil pertanian. ANTARA FOTO/Makna Zaezar/Spt.

Sejumlah warga menyiapkan berbagai macam makanan sebelum dihidangkan dalam tradisi Nyadran Rejeban di komplek makam Pepunden Sentono Nyai Djandjangaren, Semarang, Jawa Tengah, Jumat 2 Februari 2024. Tradisi nyadran di makam leluhur yang rutin dilakukan setiap bulan Rejeb penanggalan Jawa tersebut untuk mendoakan arwah para leluhur yang dipercaya telah menyebarkan agama Islam di daerah itu sekaligus sebagai ungkapan wujud syukur kepada Tuhan YME atas kelimpahan rejeki dari hasil pertanian. ANTARA FOTO/Makna Zaezar

Sejumlah warga menyiapkan berbagai macam makanan sebelum dihidangkan dalam tradisi Nyadran Rejeban di komplek makam Pepunden Sentono Nyai Djandjangaren, Semarang, Jawa Tengah, Jumat 2 Februari 2024. Tradisi nyadran di makam leluhur yang rutin dilakukan setiap bulan Rejeb penanggalan Jawa tersebut untuk mendoakan arwah para leluhur yang dipercaya telah menyebarkan agama Islam di daerah itu sekaligus sebagai ungkapan wujud syukur kepada Tuhan YME atas kelimpahan rejeki dari hasil pertanian. ANTARA FOTO/Makna Zaezar

Sejumlah warga menyantap berbagai macam makanan saat mengikuti dalam tradisi Nyadran Rejeban di komplek makam Pepunden Sentono Nyai Djandjangaren, Semarang, Jawa Tengah, Jumat 2 Februari 2024. Tradisi nyadran di makam leluhur yang rutin dilakukan setiap bulan Rejeb penanggalan Jawa tersebut untuk mendoakan arwah para leluhur yang dipercaya telah menyebarkan agama Islam di daerah itu sekaligus sebagai ungkapan wujud syukur kepada Tuhan YME atas kelimpahan rejeki dari hasil pertanian. ANTARA FOTO/Makna Zaezar

Sejumlah warga menyantap berbagai macam makanan saat mengikuti dalam tradisi Nyadran Rejeban di komplek makam Pepunden Sentono Nyai Djandjangaren, Semarang, Jawa Tengah, Jumat 2 Februari 2024. Tradisi nyadran di makam leluhur yang rutin dilakukan setiap bulan Rejeb penanggalan Jawa tersebut untuk mendoakan arwah para leluhur yang dipercaya telah menyebarkan agama Islam di daerah itu sekaligus sebagai ungkapan wujud syukur kepada Tuhan YME atas kelimpahan rejeki dari hasil pertanian. ANTARA FOTO/Makna Zaezar


1 dari Gambar