Ikuti Kami di
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Agraria dan Tata Ruang Ferry Mursyidan Baldan menganggap jus timun sebagai menu wajib setiap berbuka puasa.
Urutan berbuka Pak Menteri hampir pasti sama. Pertama, membatalkan puasa dengan menyantap satu atau dua butir kurma, meneguk air putih, lalu minum jus timun. "Jusnya dibikin sendiri di rumah," kata Ferry, seperti ditulis Koran Tempo, Selasa, 14 Juni 2016. Seperti dalam acara buka puasa keluarga besar Partai NasDem di Sekretariat NasDem, Gondangdia, Jakarta Pusat, pekan lalu, sari timunnya tidak ketinggalan.
Ferry, 54 tahun, mengatakan kebiasaan berbuka puasa dengan jus timun itu sudah dia jalani sejak bocah. "Diajari orang tua," ujar politikus kelahiran Jakarta berdarah Aceh tersebut. Menurut dia, minuman itu tak hanya menyejukkan tenggorokan dan mengademkan tubuh, tapi juga menjaga tekanan darah tetap normal.
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa buah dengan nama Latin Cucumis sativus ini kaya akan kalium, mineral yang berguna untuk mengontrol tekanan darah. Sebatang timun mengandung sekitar 442 miligram kalium, sekitar 10 persen dari kebutuhan harian tubuh. Dengan pola makan yang sehat, konsumsi rutin mentimun bisa menurunkan tekanan darah sistolik—saat jantung berdenyut—sebanyak lima poin dan diastolik (ketika jantung beristirahat) sebanyak 3,5 poin. Mentimun juga mengandung vitamin A, vitamin C, dan mineral lain, yaitu magnesium, mangan, serta silika, yang baik untuk perawatan kulit dan sebagai zat penangkal radikal bebas.
Ferry mengatakan cara membuat jus timun sangat mudah, cukup dengan memarutnya. "Secara alami, air timun akan keluar," kata mantan anggota Dewan Perwakilan Rakyat ini. Jika sari timun menjadi menu wajibnya saat berbuka, waktu sahur dia mengharuskan diri makan makanan berkuah.
REZKI ALVIONITASARI
