Elvira Devinamira Hibur Anak Panti Eks Lokalisasi

Editor

Zed abidien

Elvira Devinamira, Puteri Indonesia 2014 saat konferensi pers kepulangannya dari ajang Miss Universe, di Graha Mustika Ratu, Jakarta, 2 Februari 2015. TEMPO/Nurdiansah
Elvira Devinamira, Puteri Indonesia 2014 saat konferensi pers kepulangannya dari ajang Miss Universe, di Graha Mustika Ratu, Jakarta, 2 Februari 2015. TEMPO/Nurdiansah

TEMPO.CO, Surabaya - Puteri Indonesia 2014, Elvira Devinamira, merayakan ulang tahun ke-22 dengan mengajak sekitar 25 anak panti asuhan dan anak-anak dari keluarga miskin, yang ada di kawasan eks lokalisasi Tambak Asri (Kremil) Surabaya, untuk refreshing di wahana wisata `Suroboyo Carnival` Surabaya, Ahad malam, 28 Juni 2015.

"Ada kebahagiaan tersendiri bagi saya karena bisa berbagi bersama mereka di sini (Suroboyo Carnival),” kata Puteri Indonesia kelahiran Surabaya, 28 Juni 1993 ini.

Pemilik nama lengkap Elvira Devinamira Wirayanti ini mengaku, sebenarnya setiap ulang tahunnya selalu mengundang anak-anak panti asuhan di rumahnya, kawasan Perumahan Margorejo, Surabaya. Perayaan itu biasanya hanya prosesi pemotongan kue tart dan tiup lilin, sehingga tidak ada kesan yang dia rasakan.

“Makanya, pada tahun ini yang bertepatan dengan bulan Ramadan membuat konsep yang berbeda, dengan mengajak mereka refreshing dan bermain-main di Suroboyo Carnival ini,” kata peraih penghargaan Best National Costume di kontes Miss Universe 2014 di Doral, Florida, Amerika pada akhir Januari 2015 itu.

Putri pertama dari pasangan Agus Wiyono dan Henida ini menambahkan, kegiatan membantu anak panti asuhan ini bukan kali pertama yang dilakukannya, bahkan ketika dia menjalani kompetisi puteri Indonesia dan Miss Universe 2014, dirinya selalu menyempatkan untuk membantu anak-anak panti asuhan itu, baik secara material maupun moral. “Saya juga sempat mengajak mereka makan pizza, nonton bioskop bareng dan sekarang bermain bareng,” ujarnya.

Menurut Elvira, dukungan moral kepada anak-anak yang ada di kawasan eks lokalisasi sangat dibutuhkan, mengingat banyak hal-hal yang tidak dikehendaki oleh anak kecil terhadap lingkungannya, sehingga mereka sangat membutuhkan suasana yang berbeda layaknya anak-anak yang ada di luar kawasan lokalisasi.

Perempuan berparas cantik itu juga mengapresiasi langkah Pemerintak Kota Surabaya yang telah resmi menutup semua lokalisasi yang ada di Surabaya, padahal beberapa tahun lalu Surabaya selalu dikenal dengan lokalisasinya yang konon terbesar se-Asia. “Saya sangat mendukung, karena ini langkah positif,” kata dia.

MOHAMMAD SYARRAFAH