Ramadan, Kang Maman Selalu Ingat Nenek  

Editor

Grace gandhi

Maman Suherman. TEMPO/Wisnu Agung Praetyo
Maman Suherman. TEMPO/Wisnu Agung Praetyo

TEMPO.CO, Jakarta - Maman Suherman selalu teringat neneknya setiap Ramadan. Pria botak yang dikenal sejak jadi notulen Indonesia Lawak ini selalu mengingat ketaatan neneknya saat beribadah.

"Almarhum nenek sangat taat beribadah. Ia sangat tepat waktu untuk mengerjakan salat. Saat azan berkumandang dia segera menghentikan aktivitasnya," kata Maman kepada Tempo, Kamis, 19 Juni 2015.

Pria yang akrab disapa Kang Maman ini sempat menanyakan hal tersebut kepada neneknya. Dengan polos neneknya menjawab "Agar bisa jadi makmum yang hanya mengamini bacaan salat dan doa sang imam," kata Maman menirukan jawabannya neneknya.

Kenapa? Karena nenek buta aksara, pun dengan bacaan salat. "Ia tidak bisa salat sendiri," kata Maman.

Maman yang saat itu masih berusia 8 tahun merasa iba dengan keterbatasan neneknya yang buta aksara. Ia pun mengajari neneknya untuk salat dan menghafal bacaan salat.

Selang beberapa lama, sang nenek tiba-tiba berterima kasih kepada Maman. "Akhirnya nenek sudah bisa menghafal bacaan dan sudah saatnya untuk salat sendiri," kata Maman.

Menurut Maman, waktu itu saya tidak menyadari maksud dari pernyataan nenek. Tidak lama berselang, nenek meninggal. "Karena itulah, sampai saat ini setiap beribadah pasti ingat nenek. Apalagi di bulan Ramadan," ujar Maman.

Satu pesan nenek yang tidak bisa dilupakan adalah dia selalu mengatakan, "Orang tidak harus jadi orang besar, yang penting berguna." 

Untuk mengenang neneknya, Maman menulis buku 99 Mutiara Hijabers yang diluncurkannya di awal Ramadan lalu.

RINA ATMASARI