Inilah Bahaya Hewan Kurban yang Disembelih dalam Keadaan Sakit

Editor

Nurhadi

Dalam rangka Hari Raya Idul Adha 1445 H, sebanyak 2.458 hewan kurban dibagikan bagi masyarakat tidak mampu yang tersebar di seluruh Indonesia.
Dalam rangka Hari Raya Idul Adha 1445 H, sebanyak 2.458 hewan kurban dibagikan bagi masyarakat tidak mampu yang tersebar di seluruh Indonesia.

TEMPO.CO, Jakarta - Menyembelih hewan kurban adalah salah satu ibadah penting dalam agama Islam yang dilaksanakan pada Hari Raya Iduladha. Karena itu, penting untuk memastikan bahwa hewan yang akan disembelih berada dalam kondisi sehat.

Menyembelih hewan kurban yang sakit tidak hanya tidak memenuhi syarat sah kurban, tetapi juga membawa berbagai bahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Berikut bahaya yang dapat timbul jika hewan kurban yang disembelih dalam keadaan sakit:

1. Penyebaran Penyakit Zoonosis

Zoonosis adalah penyakit yang dapat menular dari hewan ke manusia. Hewan yang sakit bisa menjadi sumber penularan berbagai penyakit zoonosis yang berbahaya. Contoh penyakit zoonosis yang dapat ditularkan melalui hewan kurban yang sakit antara lain brucellosis, tuberculosis, dan anthrax.

- Brucellosis: Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Brucella dan dapat menular melalui kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi atau melalui konsumsi produk hewan yang tidak dimasak dengan baik. Gejala pada manusia termasuk demam, berkeringat, nyeri sendi, dan kelelahan.

- Tuberculosis (TBC): Hewan ternak seperti sapi dapat menjadi reservoir bagi Mycobacterium bovis, yang menyebabkan TBC pada manusia. Penularan dapat terjadi melalui inhalasi bakteri dari udara yang terkontaminasi atau konsumsi susu yang tidak dipasteurisasi.

- Anthrax: Penyakit ini disebabkan oleh Bacillus anthracis dan dapat menular melalui kontak dengan kulit, inhalasi, atau konsumsi daging yang terkontaminasi. Anthrax bisa berakibat fatal jika tidak segera ditangani.

2. Penurunan Kualitas Daging

Hewan yang sakit biasanya mengalami penurunan kondisi fisik yang signifikan, termasuk penurunan kualitas daging. Daging dari hewan yang sakit cenderung kurang bernutrisi dan mungkin mengandung toksin atau bakteri yang berbahaya.

Mengonsumsi daging dari hewan yang sakit dapat menyebabkan gangguan pencernaan seperti keracunan makanan. Bakteri seperti Salmonella dan Escherichia coli (E. coli) yang mungkin terdapat dalam daging yang terkontaminasi dapat menyebabkan gejala seperti mual, muntah, diare, dan sakit perut.

3. Dampak Lingkungan

Penyembelihan hewan yang sakit dan pembuangan sisa-sisa hewan yang tidak benar dapat mencemari lingkungan. Cairan tubuh, darah, dan organ dalam dari hewan yang terinfeksi dapat mencemari tanah dan air, menyebarkan patogen ke hewan lain dan bahkan manusia yang berada di sekitar lokasi penyembelihan.

Hewan yang sakit dapat menjadi sumber penularan penyakit bagi hewan lain di peternakan. Penyakit dapat menyebar dengan cepat dalam populasi hewan ternak jika tidak ada langkah-langkah pencegahan yang memadai, seperti karantina dan pengobatan.

DITJENPKH.PERTANIAN.GO.ID | BAZNAS  

Pilihan Editor: 6 Keunggulan Daun Pisang Sebagai Pembungkus Daging Kurban