Profil Habib Jafar, Pedakwah Milenial Jelaskan Istilah Habib

Husein Jafar Al Hadar. YouTube
Husein Jafar Al Hadar. YouTube

TEMPO.CO, Jakarta - Warganet yang kerap berselancar di dunia maya pasti tidak asing dengan sosok Habib Jafar Al Hadar. Kerap kali memberikan renungan singkat namun padat dan sarat makna di berbagai platform media sosial, dakwahnya kerap digemari pemuda muslim masa kini. Berikut profilnya. 

Profil Habib Jafar

Melansir dari laman Universitas STEKOM Pusat, Habib Husein Ja'far Al Hadar atau yang akrab dengan sebutan Habib Jafar lahir di Bondowoso, Jawa Timur, pada 21 Juni 1988. Pria yang kini berusia 34 tahun tersebut dikenal sebagai pendakwah dan penulis berkebangsaan Indonesia. 

Habib Jafar seringkali tampil dengan penampilannya khas menggunakan kaos dan celana jeans serta peci putih di kepalanya. 

Pendidikan agama Habib Jafar didapatkan dari Pondok Pesantren YAPI Bangil di daerah Bangil, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur. Selain itu, Habib Jafar juga sempat mengenyam bangku perkuliahan di Universitas Islam Negeri atau UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.  

Sebagai informasi, Pondok Pesantren Yayasan Pesantren Indonesia atau YAPI didirikan oleh Ustad Husein Al-Habsyi. Ustad Husein sebelumnya aktif mengajar di madrasah Al-Khoiriyah, Surabaya dan selanjutnya hijrah ke Penang, Malaysia, dan sempat mengajar cukup lama di madrasah Al –Aththas.

Kembali ke Surabaya, Ustad Husein justru terlibat aktif dalam dunia politik bersama DR M. Natsir di Partai Syuro Muslimin Indonesia. Ia selama ini dikenal bersikap anti Barat dan sekularisme

Sejak kuliah, Habib Jafar merintis karier kepenulisannya di media-media nasional. Ia dahulu membuat kanal media YouTube berjudul “Jeda Nulis”. Hal itu dilakukannya dengan keyakinan bahwa dakwah dapat dilakukan melalui tulisan, tidak hanya di mimbar-mimbar masjid ataupun majelis taklim.

Dakwah Yang Digemari Pemuda

Dalam berbagai kesempatan ceramahnya di media sosial, Habib Jafar berdakwah dengan bahasa gaul dan berpakaian layaknya anak muda. Jumlah pengikutnya di media sosial mencapai ribuan, dengan penonton konten dakwahnya jutaan. Belakangan, diketahui bahwa akun Youtube-nya yang bernama @jedanulis telah memiliki 1,19 juta subscribers. Sedangkan di instagram, ia telah diikuti sebanyak 2,2 juta pengguna Instagram lainnya. 

Hal itu tentunya tidak lepas dari isi ceramah Habib Jafar yang ringan, solutif, dan tidak menimbulkan kesan menggurui, bahkan sering pula disampaikan dengan humor hingga membuat rekan berbincangnya tertawa terbahak-bahak.

Habib nyentrik ini juga dikenal sebagai penulis aktif . Ia menulis artikel di media massa dan beberapa buku. Buku terbarunya yang berjudul Seni Merayu Tuhan berkisah tentang perjalanan hidupnya. Ia bercerita awal mula berdakwah yang inklusif, menerobos batas-batas perbedaan dengan berbagai tokoh muda beragam agama, anak-anak muda yang galau, hingga akhirnya mendirikan Yayasan Pemuda Tersesat. Penggemar musik Bob Marley ini juga berkisah mengenai ajaran keluarga hingga beragam kejahilan saat masa kanak-kanak.

Salah satu ceramahnya yang menarik didengar adalah ketika seorang Anak muda mengajukan berbagai pertanyaan kepada Habib Jafar, dari yang serius sampai yang terkesan bercanda. Contohnya, seberapa besar peluang orang masuk surga kalau pahala dan dosanya imbang? Pintu surga itu didorong atau digeser? Bila tidak ada air dan debu, apakah mandi besar boleh diganti dengan mandi bola? Apakah semua orang ateis itu jomblo karena jodoh berada di tangan Tuhan? 

Sarjana filsafat dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta ini kemudian menjawab pertanyaan-pertanyaan itu dengan santai, tanpa banyak mengutip ayat Al-Quran, dan disampaikan dalam bahasa gaul. "Itu yang menentukan pilihan saya dalam bahasa, tema, dan pakaian” tutur Habib Jafar dalam wawancara dengan wartawan Tempo pada 2022 lalu. 

Kini, Habib Jafar rutin tampil di YouTube hingga televisi. Dalam wawancara sekitar Acti dua jam, ia mengisahkan kehidupan masa kecilnya dan pendidikan yang diberikan orang tuanya. 

Ia juga menjelaskan mengapa dia memilih anak muda sebagai sasaran dakwah, masalah kaum muda, serta metode dakwahnya .

Benarkah Keturunan Rasulullah?

Habib Jafar merupakan seorang pria berdarah Madura yang juga memiliki garis keturunan dengan Nabi Muhammad. Ayahnya bernama Ja'far dan marganya adalah Al Hadar. 

Dalam sebuah video yang beredar di media sosial, dalam suatu kesempatan Habib Jafar pernah membeberkan mengenai makna Habib. “Habib itu secara bahasa artinya mencintai dan sekaligus dicintai,” ujarnya. 

Menurutnya, seorang Habib harus mencintai orang lain sehingga dengan begitu, ia dapat dicintai oleh orang lain. 

Namun secara historis, ia juga menjelaskan bahwa Habib merupakan gelar bagi orang yang memiliki garis keturunan bersambung hingga Nabi Muhammad SAW. “Melalui Sayyidah Fatimah dalam pernikahannya dengan Sayyidina Ali Bin Abi Thalib” ujar Habib Jafar. 

“Jadi habib itu seorang keturunan Nabi yang secara serius, secara konsen meniti ilmu Islam dan mendakwahkannya,” katanya. 

Kemudian Habib Jafar juga menambahkan jika dirinya termasuk keturunan Rasulullah Muhammad SAW yang ke-37 atau 38. “Jadi garis keturunan kita sampai Nabi Muhammad itu ada 37 sampai 38,” kata Habib Jafar. 

Pilihan Editor: Mengapa Dakwah Habib Husein Jafar Al Hadar Menyasar Pemuda Tersesat dan Memilih Media Sosial

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.