Solidaritas WNI di Korea Selatan Berbagi Paket Makanan Berbuka

Reporter

Paket makanan untuk berbuka puasa dari Rumaisa untuk WNI di Korea Selatan pada Ramadan 2023. Dana diperoleh dari sumbangan para donatur Sumber: dokumen Rumaisa.
Paket makanan untuk berbuka puasa dari Rumaisa untuk WNI di Korea Selatan pada Ramadan 2023. Dana diperoleh dari sumbangan para donatur Sumber: dokumen Rumaisa.

TEMPO.CO, Jakarta - Rumah Muslimah Indonesia di Korea Selatan (Rumaisa) pada Ramadan 2023 melakukan kegiatan bagi-bagi makanan buka puasa kepada WNI di seluruh Korea Selatan. Pada Sabtu, 8 April 2023, sebanyak 23 nasi kotak dibagikan untuk mahasiswa/mahasiswi Indonesia di Korea Development Institute, Sejong, Korea Selatan.

Menurut Ketua Pelaksana Tajil Ramadan, Astria Hijriani, acara bagi-bagi makanan buka puasa ini sudah dilakukan sejak 2021 atau saat wabah Covid-19 membuat banyak orang tidak bisa berkumpul. Awalnya, paket makanan berbuka puasa dibagikan untuk sekitar 300 orang, namun setiap tahun jumlahnya terus bertambah.

Penyerahan paket makanan untuk berbuka puasa dari Rumaisa untuk WNI di Korea Selatan pada Ramadan 2023. Dana diperoleh dari sumbangan para donatur Sumber: dokumen Rumaisa.

Pada Ramadan 2023, ditargetkan lebih dari 1.300 paket makanan berbuka puasa akan dibagikan ke mahasiswa di beberapa kampus dan komunitas masjid di Korea Selatan. Dari target 1.300 paket makanan berbuka tersebut, sudah disalurkan 100 paket.

Astria menjelaskan pendanaan untuk kegiatan ini diperoleh dari sumbangan individu dan kerja sama dengan perusahaan atau UMKM milik WNI di Korea Selatan. Pada Ramadan 2023, total dana sumbangan yang diterima Rumaisa sekitar 8 juta won (Rp 90 juta), di mana dari jumlah tersebut sekitar dua pertiga berasal dari donasi personal dan satu pertiga dari perusahaan.

“Donasi personal (pribadi) cukup besar. Orang lebih ringan kantongnya untuk membantu orang lain (terutama saat Ramadan),” kata Astria kepada Tempo.

Untuk donasi dari perusahaan, Astria menerangkan ada sistem kerja sama yang bersifat simbiosis mutualisme. Perusahaan atau UMKM yang menyumbang, nama usahanya akan dicantumkan dalam brosur paket makanan berbuka.

“Kami juga punya kenalan WNI, misal di Ansan Tiket. Jadi, hubungan personal yang diutamakan disitu,” kata Astria.

Untuk pendistribusian makanan berbuka puasa ini, Rumaisa dibantu oleh relawan WNI, yang juga memastikan makanan yang dikirim tidak basi atau sampai tepat waktu. Ada pula dari beberapa relawan itu yang terlibat dalam penyiapan makan (memasak).

“Kami punya tim pendataan yang menghitung berapa banyak paket makanan harus disalurkan. Kami pun selalu mengusahakan paket makanan (yang dikirim) masih fresh. Ada ibu-ibu WNI yang masak sama-sama lalu dibagikan,” kata Astria.

      

Menu paket makanan berbuka dari Rumaisa, biasanya dipilih makanan paling umum seperti ayam goreng, rendang atau ayam bakar. Lewat kegiatan berbagi makanan buka puasa ini, diharapkan bisa meningkatkan persaudaraan dan rasa kebersamaan antar muslim Indonesia di penjuru Korea Selatan.

Pilihan Editor: Strategi Rumah Makan agar Tetap Untung saat Ramadan

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.