Menunggu Berbuka Puasa di Alun-alun Malang

Satu keluarga asal Desa Talok, Kecamatan Turen, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur, sedang bersiap melakukan buka puasa bersama di Alun-alun Merdeka Malang pada Ahad petang, 26 Maret 2023. TEMPO/Abdi Purmono.
Satu keluarga asal Desa Talok, Kecamatan Turen, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur, sedang bersiap melakukan buka puasa bersama di Alun-alun Merdeka Malang pada Ahad petang, 26 Maret 2023. TEMPO/Abdi Purmono.

Sejarah Alun-alun Merdeka Malang

Alun-Alun Merdeka Malang didirikan oleh Pemerintah Hindia Belanda pada 1882. Malang saat itu berstatus administratif sebagai kabupaten yang beribu kota di Pasuruan. Keberadaan alun-alun ini dianggap menyimpang dari kelaziman letak alun-alun di Pulau Jawa pada umumnya. 

Alun-alun di Pulau Jawa umumnya berada persis di depan keraton atau pendapa kabupaten. Ia menjadi lambang pusat kekuasaan atau sebagai zona inti maupun titik nol perkembangan sebuah kota. Alun-alun jadi tempat yang penting dan sakral. pelaksanaan kirab kebudayaan, pawai keagamaan, dan parade militer biasa dipusatkan di alun-alun. 

Alun-alun Merdeka Malang juga memiliki fungsi tersebut. Namun, posisi Alun-alun Merdeka dan pendapa bupati justru tidak linier. Letak pendapa agak jauh di sebelah timur alun-alun dengan wajah menghadap ke selatan alias tidak berhadapan langsung dengan alun-alun. Hanya rumah asisten residen yang menghadap ke alun-alun. 

Di sekitar alun-alun banyak bangunan tua warisan Belanda, baik berupa bangunan tempat ibadah, serta bangunan bekas kantor pemerintahan, bioskop, bank, hotel, dan tempat hiburan. 

Di barat alun-alun terdapat Masjid Agung Jami’ dan Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) Immanuel alias Gereja Immanuel. Kedua tempat ibadah ini sangat berdekatan. 

Gereja Immanuel jadi tempat ibadah pertama di Malang yang dibangun oleh Pemerintah Hindia Belanda. Gereja Immanuel—dulu populer dengan sebutan Gereja Jago—mulai dibangun 30 Juli 1861 dan resmi digunakan sejak 31 Oktober 1861 dengan nama Protestanche Gemente te Malang sebagai tempat ibadah orang-orang Belanda dan Eropa. Pendeta pertamanya JFG Brumund.

Selesai membangun Gereja Immanuel, Belanda membangun Masjid Agung Jami’. Pembangunannya dilakukan dalam dua tahap. Pembangunan tahap pertama berlangsung mulai 1890. Pembangunan tahap kedua dilaksanakan dari 15 Maret sampai 13 September 1903.   

Didesain sebagai ruang publik khas selera pemerintahan kolonial Belanda, Alun-alun Merdeka Malang justru lebih banyak dimanfaatkan oleh penduduk pribumi untuk berjualan, berkumpul, bersantai, maupun berkegiatan lain. 

Saat orang-orang Eropa berdansa-dansa, main kartu, atau bermain biliar di tempat hiburan bernama Societiet Concordia, maka penduduk pribumi cukup lesehan menikmati jajanan pedagang pribumi. Saat orang Eropa menonton film di Rex Bioscoop, orang pribumi cukup menonton pertunjukan ludruk atau wayang di pojok alun-alun. Misalnya begitulah konstrasnya kehidupan orang Eropa dan pribumi kala itu.

Selanjutnya: Lama-lama Belanda membiarkan ...