Mengenal Hadis Qudsi dan Perbedaannya dengan Alquran

Orang-orang membaca Alquran di dekat Dome of the Rock saat warga Palestina menghadiri salat Jumat pertama di bulan suci Ramadan, di Kota Tua Yerusalem, 24 Maret 2023. REUTERS/Ammar Awad
Orang-orang membaca Alquran di dekat Dome of the Rock saat warga Palestina menghadiri salat Jumat pertama di bulan suci Ramadan, di Kota Tua Yerusalem, 24 Maret 2023. REUTERS/Ammar Awad

TEMPO.CO, Jakarta - Dalam agama Islam, terdapat dua sumber utama yaitu Alquran dan hadis. Jika Alquran adalah narasi wahyu dari Allah, maka hadis adalah petunjuk Allah tapi dengan narasi dan contoh perbuatan dari Nabi Muhammad. Keduanya berisi petunjuk penting dan merupakan rujukan umat Islam. Namun rupanya hadis terbagi menjadi beberapa jenis, salah satunya bernama hadis qudsi. 

Dilansir dari laman mui.or.id, hadis qudsi disebut sebagai hadis karena disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW. Selain itu, disebut hadis qudsi juga karena dinisbahkan pada kalimat quddus atau qudsi, yaitu salah satu Nama Allah yang berarti suci sehingga pada hakikatnya, hadis qudsi bersumber dari Allah Yang Maha Suci (Quddus). Jadi sebenarnya apa perbedaaan hadis qudsi dengan firman Allah SWT dalam Alquran?

Pada dasarnya hadis qudsi dan Alquran adalah wahyu Allah. Namun Hadis qudsi tidak boleh disebut sebagai Alquran karena keduanya memiliki kedudukan yang berbeda.

Syaikh Muhammad Amin al-Kurdi dalam kitab Tanwir al-Qulub menjelaskan bahwa hadis qudsi adalah wahyu yang di turunkan kepada Nabi Muhammad dengan tanpa perantara malaikat melainkan dengan ilham atau mimpi. Ada kalanya hadis qudsi itu turun berupa lafadz dan maknanya dan adakalanya lafadznya saja dan kemudian Nabi sendiri yang mengungkapkan dengan beberapa lafadz dari dirinya sendiri yang di nisbahkan kepada Allah dan membaca hadis qudsi tersebut tidak di anggap ibadah dan juga tidak mengandung mukjizat.

Adapun perbedaan Alquran dengan hadis qudsi adalah sebagai berikut:

1. Alquran tidak boleh diriwayatkan maknanya saja. Ia harus disampaikan sebagaimana adanya. Berbeda dengan hadits qudsi, yang bisa sampai kepada kita dalam hadis yang diriwayatkan secara makna saja.

2. Dalam madzhab Syafi’i, mushaf Alquran tidak boleh dipegang dalam keadaan berhadats kecil, serta tidak boleh dibaca saat berhadats besar. Sedangkan pada hadis qudsi, secara hukum, ia boleh dibaca dalam kondisi berhadats.

3. Hadis qudsi tentu tidak dibaca saat salat, berbeda dengan ayat Alquran.

4. Membaca Alquran, membacanya adalah ibadah, dan setiap huruf mendapat sepuluh kebaikan, sebagaimana disebutkan dalam banyak hadits.

5. Alquran adalah sebutan yang memang berasal dari Allah, beserta nama-nama Alquran yang lainnya.

6. Alquran tersusun dalam susunan ayat dan surat yang telah ditentukan.

7. Lafaz dan makna Alquran sudah diwahyukan secara utuh kepada Nabi Muhammad, sedangkan lafaz hadits qudsi bisa hanya diriwayatkan oleh para periwayat secara makna.

FANI RAMADHANI

Pilihan Editor: Rasmus Paludan Ancam Akan Bakar Alquran Setiap Hari Jumat 

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.