Keistimewaan Bulan Ramadhan nan Suci, Dari Keringanan hingga Kesempatan Perbanyak Pahala

Reporter

Editor

Dwi Arjanto

Ilustrasi Ramadhan. Robertus Pudyanto/Getty Images
Ilustrasi Ramadhan. Robertus Pudyanto/Getty Images

TEMPO.CO, Jakarta - Puasa Ramadhan merupakan salah satu kewajiban yang harus dilakukan oleh seluruh umat muslim di seluruh dunia. 

Berpuasa juga memiliki aturan dan syarat-syarat tertentu agar salah satu rukun Islam tersebut dapat diridhoi oleh Allah SWT.

Oleh karena itu, perlu diperhatikan apa saja yang dapat membatalkan puasa dan siapa saja yang diperbolehkan untuk tidak berpuasa, serta siapa saja yang harus menebus hutang puasa Ramadhan dengan membayar denda atau fidyah.

Mengutip laman cendikia.kemenag.go.id, berikut hal-hal yang dapat membatalkan puasa:

  • Makan dan minum dengan sengaja.  
  • Muntah dengan sengaja. 
  • Keluar darah haid atau nifas bagi perempuan. 
  • Murtad yaitu orang yang keluar dari agama Islam.
  • Sengaja memasukan benda ke kerongkongan.

Selain itu, ada pula orang-orang yang mendapat keringanan dari Allah untuk tidak melakukan puasa atau membatalkan puasa, yaitu orang yang sakit, musafir atau orang yang sedang bepergian, wanita hamil dan menyusui namun wajib mengqadha puasanya.

Sedangkan orang yang diberikan keringanan tidak berpuasa dan tidak wajib mengqadha puasanya, tetapi wajib membayar fidyah atau menebus dengan memberi makan sehari seorang miskin yaitu:

  • Orang yang sudah lanjut usia sehingga lemah.
  • Wanita hamil atau menyusui yang mengkhawatirkan kesehatan/keselamatan janin/anaknya, sakit menahun yang tidak ada harapan untuk sembuh.
  • Para pekerja berat yang pekerjaannya itu menjadi sumber penghasilan memenuhi kebutuhan pokoknya boleh tidak berpuasa dan harus menggantinya dengan membayar fidyah. Akan tetapi ketika sudah keluar dari bulan Ramadan, ia sehat, kuat dan memiliki waktu luang, maka ia sangat dianjurkan untuk mengqadha puasa yang pernah ditinggalkannya.

Selain memberikan keringanan bagi hamba-nya, Allah SWT juga memberikan kesempatan bagi umat Islam untuk memperbanyak pahala untuk bekal di akhirat dengan melakukan kebaikan di bulan Ramadhan. 

Adapun kebaikan-kebaikan yang dapat dilakukan untuk mendapatkan pahala melimpah adalah sebagai berikut:

1. Salat Tarawih

Salat Tarawih adalah salat yang dilakukan setiap malam pada bulan Ramadan sesudah shalat Isya. Hukum melaksanakannya adalah sunnah muakkadah atau sangat dianjurkan. Salat Tarawih bisa dilakukan sendiri, namun yang lebih diutamakan adalah secara berjamaah. Jumlah rakaatnya yaitu 8 ditambah witir 3 rakaat hingga berjumlah 11 rakaat. Namun ada pula yang mengerjakan shalat tarawih 20 rakaat ditambah witir 3 rakaat hingga berjumlah 23 rakaat.

2. Tadarus Al-Qur’an

Kitab suci Al-Qur'an pertama kali diturunkan pada bulan suci Ramadan sehingga bulan ini disebut juga dengan Syahr Al-Qur’n yang berarti bulan Al-Qur’an. Oleh karena itu, kita dianjurkan membaca atau bertadarus Al-Qur’an pada bulan Ramadan.

3. Sedekah

Bersedekah di bulan suci ramadan bisa mendapatkan pahala yang berlipat ganda. Sedekah bisa berupa uang, makanan, pakaian, pikiran, bahkan senyuman.

4. I'tikaf

I'tikaf adalah kegiatan berdiam di masjid untuk memperbanyak ibadah, seperti shalat, dzikir, dan mengaji dengan tujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt. I'tikaf dianjurkan untuk dilaksanakan pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadan. Karena pada malam-malam itu akan datang Laila al-Qadr. Malam ini dipercaya sebagai malam yang dimuliakan karena lebih baik daripada seribu bulan.

Itulah keistimewaan bulan Ramadhan nan suci. Meskipun harus menahan lapar dan dahaga selama satu bulan, tetap di bulan Ramadhan umat Islam masih diberikan keringanan serta kesempatan untuk memperbanyak bekal menurut akhirat.

FANI RAMADHANI
Pilihan editor : Tips Bulan Ramadhan: Saran Menu Sahur dan Buka Puasa untuk Anak-anak

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung.