Duta Besar Rusia Ikut 'Puasa' Ramadan

Reporter

Duta Besar Rusia untuk Indonesia Lyudmila Vorobieva memberikan keterangan pers di Rumah Dinas Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Jakarta, Rabu, 23 Maret 2022. Amerika Serikat dan negara-negara Barat yang merupakan sekutunya sedang menilai apakah Rusia harus tetap berada di kelompok G20 setelah invasi ke Ukraina.  TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Duta Besar Rusia untuk Indonesia Lyudmila Vorobieva memberikan keterangan pers di Rumah Dinas Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Jakarta, Rabu, 23 Maret 2022. Amerika Serikat dan negara-negara Barat yang merupakan sekutunya sedang menilai apakah Rusia harus tetap berada di kelompok G20 setelah invasi ke Ukraina. TEMPO / Hilman Fathurrahman W

TEMPO.CO, Jakarta - Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Lyudmila Vorobieva, sudah melalui sembilan kali masa Ramadan selama bertugas di negara Muslim. Lima tahun dia menjadi perwakilan Rusia di Malaysia, kemudian pada 2018 dipindah tugaskan ke Indonesia.

 
Di tahun ini, Vorobieva mengakui lebih merasakan suasana Ramadan. Sebab kebetulan bertepatan dengan puasa Kristen Ortodoks yang dia anut. 
 
Anak-anak membaca Al-Quran sambil menunggu waktu berbuka puasa di halaman Masjid Raya Jakarta Islamic Center, Jakarta Utara, Senin, 18 April 2022. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
 
Tentu saja peraturan tradisi puasa Islam dan Kristen Ortodoks berbeda. Tetapi, Vorobieva memandang ada makna serupa dalam dimensi spiritualnya.
 
 
"Saya pikir ini waktu yang sangat tepat untuk benar-benar menjelajahi jiwa Anda dan menjadikan diri Anda orang yang lebih baik," kata Vorobieva, usai acara buka puasa bersama di rumah dinas Kedutaan Besar Rusia, Kuningan, Jakarta, Rabu, 20 April 2022.
 
 
Sesuai dengan kepercayaannya, Vorobieva tetap bisa makan kapan saja, namun tidak semuanya bisa disantap. Semua makanan diperbolehkan kecuali daging dan segala yang dihasilkan hewan, termasuk telur dan keju.
 
 
Vorobieva mengatakan, dalam tradisi yang dia anut itu, dia harus menjalani puasa 49 hari.
 
 
Saat ditanya soal pengalaman Ramadan di Jakarta dan kebiasaan orang-orang membeli takjil, Vorobieva mengaku cukup mengamati dan suka jajanan Indonesia.
 
 
"Mungkin gorengan tidak begitu sehat, tapi enak," katanya.
 
 
Ihwal budaya mudik, Vorobieva mengatakan tradisi itu merupakan fenomena yang sangat indah. Di Rusia tidak ada kebiasaan demikian karena saat perayaan orang-orang lebih memilih tinggal di rumah.
 
 
"Jakarta lebih sepi, menurut saya memang agak tidak biasa, tetapi setiap orang memiliki tradisi. Saya pribadi suka Jakarta karena penuh kehidupan," imbuhnya.
 
 
 
DANIEL AHMAD
 
 
 

Baca juga : EKSKLUSIF Laporan Wartawan Tempo, Aktivitas Warga Lviv Ukraina di Tengah Perang

 Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.