Isi Kuliah Subuh di Yogyakarta, Ridwan Kamil Cerita Alasan Hobi Mendesain Masjid

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menghadiri undangan untuk memberi kuliah subuh ramadhan di Masjid Jogokariyan, Yogyakarta Rabu 6 April 2022. Dok.istimewa
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menghadiri undangan untuk memberi kuliah subuh ramadhan di Masjid Jogokariyan, Yogyakarta Rabu 6 April 2022. Dok.istimewa

TEMPO.CO, Yogyakarta - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menghadiri undangan untuk memberi kuliah subuh Ramadan di Masjid Jogokariyan, Yogyakarta, Rabu 6 April 2022. Emil, panggilan Ridwan Kamil, mengatakan saat ini di Jawa Barat sedang ada pembangunan masjid besar yang ia desain.

"Masjid itu dinamakan Masjid Al Jabbar, inspirasinya dari rumus matematika, makanya namanya Masjid Al Jabbar. Bisa jadi singkatan dari Jawa Barat juga, karena tidak mungkin masjid itu namanya Al Jatim," kata mantan walikota Bandung itu sambil berseloroh.

Emil bercerita Masjid Al Jabbar menjadi bagian desain karyanya yang melengkapi puluhan desain masjid yang sudah selesai dibangun dan tersebar di berbagai daerah. Masjid lain yang pernah dia desain yaitu Masjid 99 kubah di Makassar, Sulawesi Selatan.

Masjid tersebut cukup berkesan baginya. Selain memiliki tingkat kerumitan yang tinggi, Emil mengatakan Masjid 99 kubah di Makassar itu lokasinya juga cukup menawan karena dibangun di pinggir laut dan terbesar bangunannya di Makassar. "Masjid 99 kubah itu hasil imajinasi panjang saya," ungkap Emil.

Emil menuturkan desain masjid hasil karyanya tidak hanya tersebar di Tanah Air. Tapi tak sedikit juga yang ada di luar negeri. Salah satu desain masjid yang ia buat dan juga berkesan bagi Emil yakni masjid yang ada di Gaza, Palestina.

"Masjid desain saya di Gaza ini penghasil tahfidz, karena masjid sebelumnya hancur dibom tentara Israel, bangunannya yang baru kini tinggal 15 persen lagi," kata Emil sembari mengajak warga berdonasi untuk perampungan masjid di Gaza itu. Masyarakat di sekitar masjid itu pun terpaksa harus sholat memakai tenda bertahun-tahun.

Desan bangunan masjid yang Emil buat juga berada di belahan dunia yang lain seperti di Spanyol dan Amerika Serikat. Emil mengatakan, ia getol mendesain masjid karena terinspirasi ayahnya yang juga pengurus masjid. Ketika masih kecil, Emil mengaku sering diajak untuk membantu mengurus masjid. Misalnya ketika masjid itu dalam proses pembangunan atau renovasi. Ia diminta menemani sang ayah untuk membeli kayu atau semen yang kemudian dibawa menuju masjid.

"Ayah sempat pesan agar saat saya dewasa tidak pernah berhenti untuk membangun masjid," kata dia. Di Masjid Jogokariyan itu, Emil mengaku ingin belajar pula program-program yang inovatif dari masjid yang dikenal berhasil menyejahterakan jamaah yang tinggal di sekitar masjid tersebut.

Ketua Dewan Syura Masjid Jogokariyan, Yogyakarta, Muhammad Jazir ASP mengatakan dahulu jumlah Muzakki di Masjid Jogokariyan jumlahnya tidak sampai 10. Namun, jumlah itu bertambah berkali-kali lipat sekarang. Jazir pun menjelaskan awal mula ia memulai program yang bisa menyejahterakan jamaah di Masjid Jogokariyan. Salah satunya adalah dengan melakukan kajian tentang harta.

"Dulu awalnya kami lakukan kajian tentang harta, kami bahas soal manfaat harta, fungsi harta, ujian dan cobaan dan tanggung jawab pada harta lalu masuk pada sedekah dan sebagainya," katanya.

Jazir pun mengatakan ia ingin jamaah Masjid Jogokariyan dan masyarakat sekitar menjadi mandiri. Hal itu yang membuat masjid yang terletak di Kecamatan Mantrijeron itu memberikan bantuan modal usaha kepada para jamaah.

"Kami juga mendorong jamaah untuk berusaha, jadi kas masjid itu kami gunakan untuk modal usaha jamaah. Program kami adalah mengubah Mustahik menjadi Muzakki," jelasnya.

Baca juga:

Varian Omicron XE Diduga 10 Persen Lebih Menular, Ini Kata Guru Besar FKUI

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.