Antusias Warga Aceh Melestarikan Meugang Menyambut Bulan Ramadan.

Reporter

Editor

Dwi Arjanto

Warga yang memakai masker mencuci tangan sesudah membeli daging pada hari tradisi pemotongan hewan (meugang) di Beurawe, Banda Aceh, Aceh, Rabu 22 April 2020. Warga tetap melaksanakan tradisi meugang menyambut bulan Ramadan di tengah  darurat pandemi COVID-19. ANTARA FOTO/Irwansyah Putra
Warga yang memakai masker mencuci tangan sesudah membeli daging pada hari tradisi pemotongan hewan (meugang) di Beurawe, Banda Aceh, Aceh, Rabu 22 April 2020. Warga tetap melaksanakan tradisi meugang menyambut bulan Ramadan di tengah darurat pandemi COVID-19. ANTARA FOTO/Irwansyah Putra

TEMPO.CO, Banda Aceh -Aceh memiliki tradisi unik menyambut bulan Ramadan, aktifitas warga menjemput bulan puasa dengan melestarikan budaya meugang.

Dalam masyarakat Nangroe Aceh Darusalam, tradisi menyambut bulan Ramadan dikenal dengan sebutan Meugang.  

Tradisi ini berlangsung turun-temurun sejak masa Kesultanan Aceh dan hingga kini masih di dilestarikan.

Dalam hal ini ada prosesi penyembelihan kambing atau kerbau yang dilaksanakan bersama. Daging kambing atau kerbau itu kemudian diolah dan dimakan secara bersama-sama juga, demi mempererat tali silaturahmi dalam menyambut bulan suci.

Selain itu, biasanya, 1 atau 2 hari sebelum memasuki bulan puasa, masyarakat berbondong-bondong ke pasar untuk membeli daging sapi. Hasilnya diolah menjadi makanan khas sebelum dinikmati sebagai lauk.

Selama perayaan meugang, mudah sekali menemukan berbagai menu masakan khas dibuat oleh warga, mulai dari kari kameng atau kari kambing, sie reuboh atau daging rebus, hingga sie puteh atau daging putih. Menu itu dibuat bergantung pada tiap-tiap daerah di Aceh.

Tradisi Meugang, Aceh  Tak jarang dalam perayaan ini, mereka mengundang tetangga, anak yatim, dan fakir miskin untuk menikmati hidangan bersama-sama.

Dalam tradisi ini, kerabat atau anak yang merantau di tempat jauh akan pulang untuk merayakan bersama sanak saudara.

Sejarah Meugang

Mengutip dari buku  “Kerajaan Aceh Zaman Sultan Iskandar Muda”  -Tradisi upacara meugang ini telah muncul bersamaan dengan penyebaran agama Islam di Aceh yaitu sekitar abad ke-14 M.  Ali Hasjimy menyebutkan tradisi ini sudah dimulai sejak masa kerajaan Aceh Darussalam. Tradisi meugang ini dilaksanakan oleh kerajaan di istana yang dihadiri oleh para sultan, menteri, para pembesar kerajaan serta ulama.

Selanjutnya : Pada hari itu, raja memerintahkan kepada balai fakir..